Masjid Jogokariyan: Akun Medsos Diblokir, Kisah di Baliknya Terungkap

Playmaker

Masjid Jogokariyan: Akun Medsos Diblokir, Kisah di Baliknya Terungkap
Sumber: CNNIndonesia.com

Masjid Jogokariyan, sebuah masjid kampung di Yogyakarta, baru-baru ini menjadi sorotan setelah akun media sosial resminya diblokir oleh Meta. Pemblokiran ini terjadi beberapa hari setelah kanal YouTube masjid tersebut dihapus. Pihak pengurus masjid menyatakan pemblokiran dilakukan secara sepihak dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, namun menegaskan komitmen mereka untuk tetap menjalankan dakwah dan melayani umat.

Masjid Jogokariyan, yang berdiri di Jalan Jogokariyan No. 36, Mantrijeron, Yogyakarta, memiliki sejarah panjang dan menarik. Dibangun pada tahun 1966 dan diresmikan pada Agustus 1967, masjid ini diberi nama sesuai dengan nama kampung tempatnya berada, mengikuti tradisi penamaan masjid yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Berdirinya Masjid Jogokariyan tak lepas dari konteks sosial-politik Indonesia pada tahun 1966. Saat itu, kawasan Jogokariyan dikenal sebagai basis Partai Komunis Indonesia (PKI). Kegiatan keagamaan warga setempat terbatas pada sebuah langgar kecil, dengan partisipasi masyarakat yang minim karena mayoritas warga lebih menganut tradisi Kejawen. Kondisi ini berubah drastis setelah peristiwa G30S/PKI.

Sejarah dan Konteks Sosial Masjid Jogokariyan

Kampung Jogokariyan sendiri memiliki sejarah yang unik. Dulunya, kawasan ini dihuni oleh abdi dalem prajurit dari Kesatuan Jogokariyo yang dipindahkan dari Keraton Yogyakarta. Namun, perubahan kebijakan Keraton pada masa Sultan Hamengkubuwono VIII menyebabkan banyak prajurit kehilangan pekerjaan dan lahan mereka dijual, mengakibatkan pergeseran ekonomi dan sosial yang cukup signifikan.

Situasi ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi mereka, terutama di kalangan warga miskin dan buruh. Namun, peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 mengubah lanskap sosial-politik Jogokariyan. Masjid Jogokariyan kemudian dibangun sebagai pusat dakwah dan perekat sosial di tengah situasi yang tidak menentu.

Awalnya, Masjid Jogokariyan hanya memiliki bangunan sederhana. Namun, sejak tahun 2006, masjid ini berkembang menjadi Islamic Center dengan berbagai program dan layanan. Saat ini, terdapat 28 divisi aktif yang menjalankan beragam program, mulai dari layanan kesehatan, bantuan sosial, hingga program-program dakwah.

Perkembangan dan Aktivitas Masjid Jogokariyan

Keberhasilan Masjid Jogokariyan menarik perhatian dari berbagai pihak, bahkan dari luar negeri. Pengurus masjid menuturkan pernah menerima kunjungan dari parlemen Eropa dan ulama Palestina. Keberhasilan ini, menurut mereka, berkat prinsip pelayanan yang menekankan pada kebutuhan sosial warga sekitar.

Masjid Jogokariyan dikenal dengan berbagai program sosialnya, seperti pembagian takjil gratis selama Ramadan (mencapai 3.500 porsi per hari pada Ramadan 2025), ATM beras, penginapan murah, bantuan dana, dan layanan klinik.

Masjid Jogokariyan juga pernah terlibat dalam insiden kericuhan pada tahun 2019 selama kampanye Pemilu Presiden. Namun, pihak pengurus masjid dan PDIP memberikan versi berbeda mengenai insiden tersebut.

Pemblokiran Akun Media Sosial dan Tuduhan Ekstremisme

Saat ini, Masjid Jogokariyan kembali menjadi sorotan karena pemblokiran akun media sosialnya oleh Meta. Pihak masjid membantah tuduhan terlibat dalam aktivitas ekstremisme atau terorisme. Mereka menduga pemblokiran tersebut terkait dengan tayangan wawancara dengan Husein Gaza, seorang aktivis kemanusiaan yang membahas situasi di Gaza.

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M Jazir, menyatakan, “Jelas tidak, kita itu enggak ada gerakan-gerakan ekstrem, radikal.” Beliau menduga wawancara dengan Husein Gaza menjadi pemicu pemblokiran, meskipun mereka tidak mengetahui secara pasti alasan di balik keputusan tersebut. Masjid Jogokariyan kini menggunakan akun alternatif untuk tetap berkomunikasi dengan masyarakat.

Meskipun menghadapi tantangan, Masjid Jogokariyan berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan dakwah dan pelayanan sosialnya. Kisah Masjid Jogokariyan menjadi contoh bagaimana sebuah masjid kampung mampu berkembang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang berpengaruh, bahkan hingga skala internasional. Peristiwa pemblokiran akun media sosial menjadi pengingat pentingnya menjaga kebebasan berekspresi dan menghindari kesalahpahaman dalam dunia digital.

Popular Post

Tarif Parkir & ERP Jakarta: Solusi Ampuh Atasi Kemacetan?

Eksbis

Tarif Parkir & ERP Jakarta: Solusi Ampuh Atasi Kemacetan?

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berupaya keras mengatasi permasalahan kemacetan yang kronis. Langkah terbaru yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta, Pramono ...

Berita

Presiden Saksikan Kesepakatan Raksasa Indo Defence: Rp33 Triliun!

Presiden Prabowo Subianto menjadi saksi penting dalam penandatanganan kerja sama senilai Rp33 triliun di Indo Defence Expo & Forum 2025. ...

Harga Emas Antam Melonjak Tajam! Cek Update Hari Ini

Eksbis

Harga Emas Antam Melonjak Tajam! Cek Update Hari Ini

Harga emas Antam kembali menanjak hari ini, Sabtu (14/6/2025). Kenaikan sebesar Rp 9.000 per gram membuat harga emas batangan Antam ...

Eksbis

Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta: Investasi Menguntungkan?

Harga emas Antam kembali menanjak. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, harga emas batangan Antam mengalami kenaikan. Pada Kamis, 12 Juni ...

Serangan Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak Dunia

Eksbis

Serangan Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada Jumat (13/6/2025) setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran tanpa dukungan Amerika Serikat. ...

Ganjil Genap Jakarta Rabu 18 Juni 2025: Cek Plat Nomormu!

Berita

Ganjil Genap Jakarta Rabu 18 Juni 2025: Cek Plat Nomormu!

Warga Jakarta kembali harus memperhatikan aturan ganjil genap yang berlaku hari ini, Rabu, 18 Juni 2025. Kebijakan ini diterapkan di ...