Tegangnya situasi di Timur Tengah kembali memanas. Iran mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur F-35 Israel pada Sabtu lalu, di tengah eskalasi konflik antara kedua negara.
Klaim ini disampaikan oleh angkatan bersenjata Iran melalui stasiun televisi pemerintah. Mereka menyebutkan insiden tersebut terjadi di wilayah barat Iran saat berlangsungnya serangan udara Israel. Pihak Israel sendiri hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Iran Klaim Tembak Jatuh F-35 Israel
Menurut laporan CNN, pilot F-35 berhasil menyelamatkan diri menggunakan kursi pelontar. Namun, nasib pilot tersebut masih belum diketahui dan sedang diselidiki.
Sebelumnya, Iran juga telah mengklaim telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur Israel pada hari Jumat. Klaim ini awalnya dibantah oleh militer Israel.
Harga pesawat tempur F-35 memang sangat fantastis. Bergantung pada varian, harganya berkisar antara Rp 1,7 triliun hingga Rp 2,2 triliun per unit, belum termasuk biaya tambahan seperti depot, peralatan pendukung, dan suku cadang.
Eskalasi Konflik Iran-Israel
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah serangan udara Israel pada Jumat dini hari. Serangan tersebut menargetkan fasilitas nuklir Iran, sejumlah pemimpin militer, dan ilmuwan terkemuka.
Iran membalas dengan serangan rudal balistik dan drone ke berbagai sasaran di Israel. Kedua belah pihak melaporkan adanya korban jiwa, dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda konflik akan mereda.
Tekanan internasional untuk meredakan eskalasi konflik terus meningkat. Namun, intensitas serangan dari kedua belah pihak menunjukkan belum adanya kesepakatan damai di antara kedua negara yang bertikai.
Dukungan Korea Utara untuk Iran
Di tengah konflik yang semakin memanas, muncul laporan bahwa Korea Utara berjanji memberikan dukungan militer kepada Iran. Laporan tersebut dikutip dari Zambian Observer.
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, sebelumnya telah menyatakan solidaritasnya dengan Iran. Kerjasama antara Korea Utara dan Iran dalam teknologi rudal memang telah berlangsung lama.
Serangan Israel yang sangat presisi, seperti yang dilaporkan mengenai serangan ke rumah seorang komandan Iran di Teheran, menunjukkan keseriusan konflik ini. Kerusakan signifikan pada bangunan tersebut semakin mempertegas ketegangan yang meningkat drastis.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengutuk serangan Israel dan memperingatkan akan balasan yang “pahit dan menyakitkan”. Dengan dukungan dari negara lain seperti Korea Utara, konflik ini berpotensi semakin meluas dan berbahaya.
Iran menyebut serangan Israel sebagai deklarasi perang. Serangan tersebut menargetkan sekitar 100 lokasi, termasuk fasilitas nuklir dan menewaskan sejumlah tokoh senior Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, bahkan telah mengirimkan surat kepada PBB yang menggambarkan serangan tersebut sebagai deklarasi perang dan meminta Dewan Keamanan untuk segera menangani masalah ini.
Situasi di Timur Tengah tetap mencekam. Eskalasi konflik Iran-Israel mengancam stabilitas regional dan internasional, membutuhkan upaya diplomasi yang intensif untuk mencegah meluasnya konflik dan mengurangi potensi korban jiwa lebih lanjut. Peran negara-negara adikuasa dalam meredakan ketegangan sangatlah krusial untuk mencegah terjadinya perang terbuka yang berpotensi menimbulkan dampak global yang sangat besar.