Manfaat makanan hangat, khususnya bagi kesehatan mental, seringkali luput dari perhatian. Lebih dari sekadar menghangatkan perut, makanan hangat dapat memberikan efek menenangkan dan bahkan membantu proses pemulihan emosional. Kisah Kirana Ayuningtyas, seorang perempuan yang mengalami depresi pasca kecelakaan, menjadi bukti nyata akan kekuatan penyembuhan yang tersembunyi dalam semangkuk sup iga hangat.
Cerita Kirana: Sup Iga Hangat sebagai Obat Hati
Kirana mengalami depresi berkepanjangan setelah kecelakaan berat di tahun 2018. Kecelakaan tersebut mengakibatkan kelumpuhan pada kaki kanannya, multitrauma, dan sepuluh kali operasi. Ia merasa lelah secara emosional dan mental.
Pada titik terendah hidupnya, semangkuk sup iga buatan Bi Nunung, pengasuhnya sejak kecil, memberikan ketenangan yang tak terduga. Sup iga tersebut bukan hanya makanan favoritnya, tetapi juga simbol perhatian dan kasih sayang.
Kirana merasakan kenyamanan luar biasa saat menyantap sup iga hangat tersebut. Rasa nyaman itu bagaikan pelukan hangat yang mengisi kembali energi emosionalnya yang terkuras.
Mengapa Makanan Hangat Begitu Menenangkan?
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo menjelaskan fenomena ini sebagai “comfort food”. Makanan hangat, khususnya sup atau soto, sering dikaitkan dengan rasa aman, keintiman, dan momen-momen istimewa.
Suhu hangat makanan memberikan sensasi fisiologis yang menenangkan, mirip efek pelukan atau mandi air hangat. Lebih dari itu, makanan hangat dapat merangsang pelepasan hormon dopamin dan serotonin, yang meningkatkan rasa senang dan menstabilkan suasana hati.
Aroma dan suasana makan juga berperan penting. Proses makan dapat memicu pelepasan oksitosin, hormon yang menciptakan rasa nyaman dan kedekatan emosional.
Comfort Food dan Kesehatan Mental
“Comfort food” bukan hanya sekadar makanan. Makanan tersebut dapat menjadi penanda penting dalam kehidupan seseorang.
Kenangan dan emosi positif yang melekat pada makanan tertentu dapat memicu rasa aman dan nyaman. Ini penting dalam pemulihan emosional, terutama bagi mereka yang sedang mengalami depresi.
Perhatian Kecil, Dampak Besar
Dalam kondisi mental yang rapuh, dukungan emosional yang tulus sangat dibutuhkan. Namun, dukungan tersebut tak selalu harus berupa tindakan besar dan dramatis.
Perhatian kecil, seperti membuatkan makanan hangat, dapat menjadi bentuk dukungan emosional yang bermakna. Tindakan sederhana ini menunjukkan kepedulian dan kehadiran yang tulus.
Hal ini membantu mengurangi perasaan kesepian dan membangun kembali kepercayaan diri. Perhatian-perhatian konsisten inilah yang membantu Kirana bangkit dari depresi dan menemukan kembali kekuatan batinnya.
Kisah Kirana menekankan pentingnya dukungan emosional dalam proses pemulihan mental. Bukan hadiah mewah atau kata-kata motivasi yang paling ampuh, melainkan perhatian kecil dan konsisten dari orang-orang terdekat.
Kehadiran yang tulus, semangkuk sup iga hangat, atau sekadar sapaan ramah, mampu memberikan dampak besar dalam membentuk rasa aman dan ketahanan emosional. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan emosional orang-orang di sekitar kita.