Menikah adalah momen sakral yang diimpikan banyak pasangan. Namun, pernikahan di kota besar seperti Jakarta membutuhkan biaya yang cukup fantastis, berkisar antara Rp 150 juta hingga Rp 500 juta. Angka tersebut sangat bergantung pada konsep pernikahan dan jumlah tamu undangan.
Karena biaya yang cukup besar tersebut, perencanaan keuangan yang matang sejak masa pacaran menjadi sangat penting. Hal ini untuk memastikan perjalanan menuju pernikahan berjalan lancar dan minim konflik.
Menyamakan Visi Keuangan dan Target Pernikahan
Sebelum memulai menabung, diskusi terbuka antara pasangan sangat krusial. Pasangan perlu menyepakati target pernikahan, konsep yang diinginkan, dan estimasi biaya secara detail.
Prita Ghozie, perencana keuangan dan CEO ZAP Finance, menekankan pentingnya keterbukaan finansial dalam hubungan. Keterbukaan ini dapat mencegah miskomunikasi dan konflik terkait ekspektasi biaya pernikahan.
Buatlah daftar kebutuhan pernikahan secara rinci. Ini termasuk biaya gedung, katering, mahar, pakaian pengantin, dokumentasi, hingga bulan madu.
Membuka Rekening Bersama Khusus Tabungan Pernikahan
Membuka rekening bersama dapat meningkatkan transparansi dan komitmen dalam menabung. Banyak bank di Indonesia menyediakan layanan ini.
Pastikan rekening bersama hanya digunakan untuk menabung, bukan untuk pengeluaran harian. Hal ini agar tujuan menabung tetap terjaga.
Menentukan Nominal dan Jadwal Menabung yang Realistis
Setelah menghitung estimasi biaya, tentukan nominal tabungan bulanan yang mampu ditanggung bersama.
Misalnya, jika target pernikahan dua tahun lagi dengan biaya Rp 200 juta, maka masing-masing pasangan perlu menabung sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan.
Gunakan metode transfer otomatis untuk menjamin kedisiplinan menabung. Aplikasi pencatat keuangan juga dapat membantu memantau perkembangan tabungan.
Memisahkan Tabungan Pernikahan dan Dana Darurat
Meskipun fokus pada tabungan pernikahan, dana darurat pribadi tetap penting.
Dana darurat ini berfungsi sebagai jaring pengaman dan mencegah ketergantungan pada tabungan pernikahan saja.
Investasi untuk Mengoptimalkan Tabungan
Agar nilai uang tidak tergerus inflasi, sebagian tabungan bisa diinvestasikan.
Instrumen investasi jangka menengah seperti deposito, reksa dana pasar uang, atau Obligasi Ritel Negara (ORI) bisa menjadi pilihan yang aman.
Antisipasi Skenario Terburuk: Hubungan yang Berakhir
Menabung bersama saat pacaran memiliki risiko, yaitu hubungan yang mungkin kandas.
Buatlah kesepakatan, baik tertulis maupun lisan, tentang pembagian dana jika hubungan berakhir. Pembagian dana sebaiknya sesuai dengan kontribusi masing-masing.
Meskipun terdengar kurang romantis, kesepakatan ini penting untuk menjaga kesehatan hubungan secara emosional dan finansial.
Menabung bersama untuk pernikahan bukan hanya tentang uang, melainkan juga tentang komitmen dan kepercayaan. Perencanaan keuangan bersama dapat menjadi latihan menghadapi tantangan dalam kehidupan rumah tangga.
Dengan komunikasi terbuka, strategi tepat, dan kesiapan mental, perencanaan pernikahan akan terasa lebih ringan. Pernikahan yang sukses dibangun bukan hanya dengan cinta, tetapi juga perencanaan yang matang dan realistis.