Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, berencana memanggil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) dan pendamping jemaah haji mandiri. Pemanggilan ini terkait klarifikasi isu pungutan liar (pungli) dalam program safari wukuf pada puncak ibadah haji 2025.
Pemerintah sebelumnya telah membantah tegas adanya pungli dalam program safari wukuf. Baik Menteri Agama Nasaruddin Umar maupun Hilman Latief telah memberikan klarifikasi terkait pungutan yang dinilai sebagai pungli.
Klarifikasi Isu Pungli Safari Wukuf
Hilman Latief menyatakan akan melakukan evaluasi bersama KBIHU dan pendamping jemaah. Tujuannya adalah untuk mengklarifikasi isu pungli dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Pernyataan ini disampaikan Hilman saat mendampingi Menteri Agama di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi, Minggu, 15 Juni 2025.
Penjelasan Menteri Agama Mengenai Tuduhan Pungli
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menjelaskan bahwa jemaah haji tidak diminta membayar untuk safari wukuf. Sebaliknya, pungutan yang terjadi berkaitan dengan layanan badal haji.
Beliau telah menginstruksikan Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Irjen Kemenag diharapkan dapat memberikan penjelasan terperinci terkait hal ini.
Menag menjelaskan bahwa terdapat kesalahpahaman dalam penafsiran pungutan tersebut. Hal ini perlu diluruskan untuk mencegah keresahan masyarakat dan petugas haji.
Praktik badal haji sendiri, menurut Menag, memang lumrah dikenakan biaya oleh KBIHU. Besaran biaya tersebut bergantung pada jenis layanan badal haji yang diberikan.
Safari Wukuf: Program Gratis yang Membutuhkan Pendaftaran
Program safari wukuf yang diselenggarakan pemerintah sebenarnya gratis. Namun, jemaah tetap perlu mendaftar untuk mengikuti program ini.
Lebih dari 2.500 jemaah mendaftar tahun ini, tetapi tidak semua bisa diterima. PPIH Arab Saudi melakukan seleksi untuk menentukan jemaah yang paling memenuhi syarat.
Beberapa jemaah telah menyepakati dukungan dari mitra, pendamping, atau KBIHU. Hal ini perlu diklarifikasi lebih lanjut untuk memastikan tidak ada unsur pungli.
Tercatat 477 jemaah lansia, penyandang disabilitas, dan risiko tinggi mengikuti program ini. Mereka mendapatkan fasilitas hotel transit, bus, dan layanan petugas haji secara gratis.
Hilman Latief menegaskan tidak ada pungutan dari petugas pemerintah dalam program safari wukuf. Program ini bertujuan mulia dan akan tetap dijaga integritasnya.
Tony Hartanto, salah satu dokter petugas safari wukuf, mengungkapkan kesedihan atas isu pungli. Ia menekankan dedikasi dan kerja keras tim dalam melayani jemaah haji.
Sebanyak 120 petugas safari wukuf melayani 477 jemaah. Petugas terbagi dalam 10 tim, masing-masing terdiri dari dokter, perawat, dan petugas lansia/pembimbing ibadah.
Petugas safari wukuf melayani jemaah selama 10 hari (1-10 Juni 2025). Layanan ini meliputi perawatan dan pendampingan selama di hotel transit.
Layanan safari wukuf untuk jemaah lansia merupakan fasilitas gratis dari pemerintah. Program ini membantu jemaah yang terbatas mobilitasnya untuk tetap dapat berwukuf di Arafah.
Kesimpulannya, meskipun pemerintah telah membantah adanya pungli dalam program safari wukuf, investigasi lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat dan transparansi dalam pengelolaan ibadah haji agar kejadian serupa tidak terulang.