Beredar kabar di media sosial yang cukup meresahkan pengguna WhatsApp. Kabar tersebut menyebutkan bahwa ikon tiga garis di pojok kanan atas grup WhatsApp menandakan adanya peretas (hacker) yang dapat membobol aplikasi perbankan pengguna. Pengguna pun disarankan untuk menghindari bergabung dalam grup telepon.
Namun, benarkah informasi tersebut? Tim Cek Fakta Kompas.com telah menelusuri kebenaran klaim ini dan menemukan fakta yang berbeda.
Ikon Tiga Garis: Bukan Hacker, Melainkan Fitur Baru WhatsApp
Setelah ditelusuri, ikon tiga garis yang dimaksud ternyata bukanlah tanda bahaya. Ikon tersebut merupakan fitur baru WhatsApp yang bernama Voice Chat Group.
Fitur ini memungkinkan pengguna WhatsApp untuk melakukan obrolan suara langsung dengan banyak anggota grup secara bersamaan, tanpa perlu melakukan panggilan telepon grup konvensional.
Mengenal Fitur Voice Chat Group WhatsApp
Voice Chat Group menawarkan cara baru yang lebih efisien untuk berkomunikasi dalam grup. Anggota grup dapat bergabung dan meninggalkan obrolan suara kapan pun mereka inginkan.
Berbeda dengan panggilan suara grup biasa, fitur ini tidak mengharuskan semua anggota untuk menerima panggilan sekaligus. Anggota dapat bergabung dan keluar secara fleksibel.
WhatsApp secara resmi mengumumkan peluncuran fitur Voice Chat Group pada tanggal 26 Mei 2025. Kehadiran fitur ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan kolaborasi antar anggota grup.
Hoaks yang Menyesatkan Pengguna WhatsApp
Kesimpulannya, informasi yang mengaitkan ikon tiga garis di grup WhatsApp dengan aktivitas peretasan adalah keliru. Ikon tersebut merupakan bagian dari fitur Voice Chat Group yang baru diluncurkan.
Narasi yang beredar di media sosial telah menimbulkan kekhawatiran yang tidak berdasar di kalangan pengguna WhatsApp. Penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Penyebaran informasi hoaks seperti ini dapat menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Oleh karena itu, bijaklah dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi di media sosial.
Cara Membedakan Informasi yang Benar dan Salah
Untuk menghindari penyebaran hoaks, perlu kehati-hatian dalam mencermati setiap informasi yang diterima, terutama dari media sosial.
Selalu verifikasi informasi dari sumber terpercaya, seperti situs berita resmi atau otoritas terkait. Jangan mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
- Periksa sumber informasi: Pastikan sumber informasi berasal dari situs web resmi atau media terpercaya.
- Cari informasi tambahan: Lakukan pencarian lebih lanjut untuk menemukan informasi yang mendukung atau menyanggah klaim yang ada.
- Waspadai informasi yang provokatif: Informasi yang provokatif atau bersifat sensasional seringkali mengandung unsur hoaks.
Dengan tetap kritis dan teliti dalam mengonsumsi informasi, kita dapat menghindari penyebaran hoaks dan menjaga keamanan digital kita.
Kehadiran fitur Voice Chat Group justru memberikan kemudahan bagi pengguna WhatsApp dalam berkomunikasi. Semoga penjelasan ini dapat menghilangkan keresahan yang disebabkan oleh informasi yang salah tersebut.
Ingatlah untuk selalu bijak dalam bermedia sosial dan mengutamakan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.