Beredar luas di media sosial awal Juni 2025, sebuah rekaman suara yang mengklaim sebagai Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tengah meluapkan kemarahannya kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Klaim tersebut menyebutkan SBY kecewa atas tindakan kepolisian yang menggusur warga Kalimantan Timur dari tempat tinggal mereka.
Namun, benarkah rekaman tersebut berasal dari SBY? Tim Cek Fakta Kompas.com telah melakukan penelusuran untuk mengungkap kebenaran klaim tersebut.
Suara Marah Bukan Milik SBY
Hasil penelusuran membuktikan bahwa rekaman suara tersebut memang asli, tetapi bukan berasal dari SBY.
Suara yang terdengar marah dan kecewa dalam rekaman tersebut sebenarnya milik Kolonel Rochmad Suhadji, seorang anggota TNI Angkatan Laut.
Rekaman serupa juga ditemukan di kanal YouTube FPPI NEWS TV dan Hersubeno Point, membuktikan keaslian suara namun bukan milik SBY.
Bantahan dari Partai Demokrat
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny K. Harman, secara tegas membantah klaim tersebut.
Benny menyatakan bahwa SBY tidak pernah menyampaikan kritik kepada Kapolri dengan cara seperti yang terungkap dalam rekaman tersebut.
Ia memastikan bahwa cara penyampaian kritik yang dilakukan dalam rekaman tersebut tidak mencerminkan gaya komunikasi SBY.
Analisis dan Kesimpulan
Kesimpulannya, klaim yang beredar di media sosial mengenai rekaman suara SBY yang marah kepada Kapolri adalah hoaks.
Suara dalam rekaman tersebut telah diidentifikasi sebagai milik Kolonel Rochmad Suhadji, bukan SBY.
Partai Demokrat juga telah memberikan bantahan resmi terkait hal ini.
Penyebaran informasi yang tidak akurat seperti ini dapat berdampak negatif, menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat, dan merusak reputasi tokoh publik.
Penting bagi masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang diterima sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Menggunakan sumber informasi yang terpercaya dan melakukan pengecekan silang informasi dari berbagai sumber sangatlah penting untuk menghindari penyebaran hoaks.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya literasi digital di era informasi yang serba cepat dan mudah diakses seperti saat ini.
Dengan demikian, kita semua harus lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial.