Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan Kamis dengan pergerakan yang positif. Lonjakan signifikan terlihat di awal sesi, memberikan optimisme bagi para investor. Pergerakan ini patut diamati lebih lanjut untuk melihat tren jangka panjang.
Penguatan IHSG ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar saham domestik. Namun, perlu diingat bahwa pasar saham selalu dinamis dan dipengaruhi berbagai faktor internal dan eksternal.
IHSG Menguat di Pagi Hari, Tembus Level 6.849
Pada pukul 09.26 WIB, IHSG berhasil mencapai level 6.849, meningkat 17,67 poin atau 0,26 persen. Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, mencapai 5,78 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,89 triliun dan frekuensi sebanyak 182.191 kali.
Jumlah saham yang mengalami kenaikan dan penurunan menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif. Sebanyak 276 saham menguat, sementara 182 saham melemah, dan 185 saham stagnan. Beberapa saham yang menonjol dalam penguatan meliputi PTMP, JAST, CENT, FUTR, NOBU, KRAS, ENRG, PYFA, MBMA, dan BKSL. Di sisi lain, saham-saham seperti NINE, INPS, APEX, SMDM, MXPL, AXIO, ACES, KSIX, LABA, NZIA, MBSS, GPRA, ZYRX, dan IPCC mengalami penurunan.
Analisis Pergerakan IHSG: Faktor Internal dan Eksternal
Pergerakan IHSG yang positif pada Kamis ini terjadi setelah penutupan perdagangan Rabu yang menunjukkan pelemahan sebesar 0,54 persen, menurun ke level 6.832,14. Pelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk sikap wait and see investor menjelang libur panjang dan meningkatnya ketidakpastian global.
Ratna Lim dari Phintraco Sekuritas menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG. Ketidakpastian seputar gencatan senjata Iran-Israel, antisipasi laporan kinerja emiten semester I 2025, dan banyaknya penawaran saham perdana (IPO) yang berdampak pada likuiditas pasar, ikut mempengaruhi sentimen pasar.
Faktor Teknis dan Global
Indikator teknikal juga memberikan gambaran mengenai pergerakan IHSG. MACD menunjukkan tren negatif yang melebar, sementara Stochastic RSI membentuk golden cross di area oversold. Namun, minimnya sentimen positif menjelang libur panjang tetap menjadi faktor penghambat.
Dari sisi global, pelaku pasar menantikan rilis data penting dari Amerika Serikat, khususnya Indeks Core PCE Price untuk Mei 2025 yang akan dipublikasikan pada 27 Juni. Data ini diperkirakan akan tetap sebesar 0,1 persen secara bulanan (MoM).
Proyeksi IHSG: Antara Optimisme dan Kehati-hatian
Meskipun IHSG menunjukkan penguatan di awal perdagangan Kamis, proyeksi ke depan tetap perlu diwaspadai. Ratna Lim memprediksi IHSG akan cenderung melemah di kisaran 6.750-6.800 pada hari tersebut.
Prediksi ini didasarkan pada minimnya sentimen positif menjelang libur panjang dan ketidakpastian global yang masih tinggi. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan strategi investasi jangka pendek. Pemantauan perkembangan data ekonomi global dan laporan kinerja emiten menjadi kunci dalam pengambilan keputusan investasi. Perkembangan situasi geopolitik juga perlu menjadi pertimbangan.
Pergerakan IHSG yang dinamis mencerminkan kompleksitas pasar modal. Meskipun penguatan terjadi di awal perdagangan Kamis, perlu kewaspadaan dalam menyikapi potensi pelemahan yang mungkin terjadi. Pemantauan berkelanjutan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal menjadi kunci dalam memahami pergerakan IHSG selanjutnya. Analisis mendalam dan pertimbangan risiko menjadi penting dalam setiap keputusan investasi di pasar saham.