Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan udara Israel ke Teheran pada pertengahan Juni 2025. Serangan balasan Iran yang cepat dan besar menimbulkan pertanyaan tentang dukungan publik dalam negeri terhadap pemerintah Iran dalam konflik ini. Bagaimana reaksi masyarakat Iran terhadap situasi ini, dan bagaimana pandangan internasional terhadap konflik tersebut?
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, memberikan pandangannya mengenai hal ini. Ia yakin masyarakat Iran akan bersatu mendukung pemerintah dalam menghadapi agresi Israel.
Solidaritas Nasional Iran di Tengah Konflik
Boroujerdi mengakui adanya perbedaan pendapat di dalam negeri Iran. Namun, ia menekankan bahwa menghadapi agresi militer asing seperti yang dilakukan Israel akan menyatukan rakyat Iran di belakang pemerintah.
Pengalaman sejarah dan rasa cinta tanah air, menurutnya, akan mendorong persatuan nasional dalam menghadapi ancaman eksternal. “Masyarakat kami memiliki pengalaman di bidang itu. Masyarakat negara kami cinta kepada pemerintah, cinta kepada tanah air mereka,” tegas Boroujerdi dalam sebuah podcast bersama Suara.com.
Meskipun terdapat demonstrasi dan protes atas kebijakan pemerintah di masa damai, situasi perang akan mengubah dinamika tersebut. Rakyat Iran, menurut Boroujerdi, akan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ancaman bersama.
Respons Internasional terhadap Konflik Iran-Israel
Boroujerdi juga menyoroti opini publik internasional terhadap konflik ini. Ia berpendapat bahwa mayoritas negara-negara di dunia memahami konteks serangan balasan Iran.
Agresi militer Israel yang tidak beralasan, menurutnya, tidak mendapatkan dukungan luas di dunia internasional. Sebaliknya, aksi balasan Iran, yang didasari oleh prinsip hukum internasional, mendapat simpati yang lebih besar.
Dengan demikian, dukungan internasional terhadap Iran dalam konflik ini bukan hanya terbatas pada sekutunya saja, melainkan juga mendapat simpati dari berbagai negara yang melihat Israel sebagai pihak yang memulai agresi.
Kronologi Serangan dan Dampaknya
Serangan udara Israel pada Jumat, 13 Juni 2025, menargetkan sejumlah lokasi di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan ini dibalas Iran dengan cepat dan meluas.
Iran melancarkan operasi True Promise III, menyasar fasilitas ekonomi dan industri di Haifa, sebuah kota pelabuhan penting di Israel. Israel kemudian membalas dengan menyerang Kementerian Pertahanan dan depot minyak di Teheran.
Korban jiwa akibat serangan ini cukup besar. Iran melaporkan 78 orang tewas pada hari pertama serangan Israel, dan puluhan lainnya, termasuk anak-anak, menjadi korban pada hari-hari berikutnya. Angka korban jiwa ini belum termasuk kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi yang signifikan di kedua negara.
Skala serangan dan jumlah korban jiwa ini menunjukkan betapa seriusnya eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Situasi ini tentu berdampak luas pada stabilitas regional dan keamanan global.
Konflik Iran-Israel yang baru saja terjadi menyoroti kompleksitas geopolitik di Timur Tengah. Pernyataan Dubes Boroujerdi menunjukkan keyakinan akan persatuan nasional Iran dalam menghadapi agresi eksternal. Namun, dampak jangka panjang dari konflik ini, baik terhadap hubungan internasional maupun dinamika politik dalam negeri Iran, masih perlu diamati lebih lanjut. Perlu adanya upaya diplomasi dan negosiasi untuk mencegah eskalasi konflik lebih lanjut dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Peran komunitas internasional dalam mendorong perdamaian sangatlah krusial untuk mencegah penderitaan lebih lanjut bagi rakyat Iran dan Israel.