Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/6/2025), dengan pergerakan di zona merah. Hal ini terjadi di tengah pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dollar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini.
Penurunan IHSG dan pelemahan Rupiah terjadi di tengah keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan. Kondisi ini pun turut berdampak pada bursa saham di kawasan Asia.
IHSG Awal Sesi di Zona Merah
Pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat di posisi 7.098,75, turun 9,03 poin (0,13 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di level 7.107,78.
Dari total saham yang diperdagangkan, 175 saham berada di zona hijau, 172 saham di zona merah, dan 236 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi hingga pukul 09.02 WIB mencapai Rp 521,31 miliar dengan volume 738,18 juta saham.
Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, melihat potensi pelemahan IHSG yang terbatas. Ia memprediksi support dan resistance IHSG berada di level 7.040-7.240.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menyatakan IHSG kembali berada di bawah garis SMA-20 pada grafik harian. IHSG saat ini berada di atas support penting 7.083.
Menurut Ivan, IHSG berpotensi kehilangan momentum uptrend jika turun di bawah 7.083, dan mengarah ke level 6.994 sebagai support fraktal terdekat. Level support IHSG lainnya berada di 7.083, 6.994, 6.929, dan 6.811. Sementara level resistennya di 7.181, 7.225, 7.261, dan 7.345. Indikator MACD menunjukkan momentum bearish.
Dampak Keputusan The Fed dan Bursa Asia
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25-4,50 persen turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menjelaskan bahwa The Fed akan menunggu dan mempelajari lebih lanjut arah perekonomian selanjutnya. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah, inflasi yang lebih tinggi, dan peningkatan tingkat pengangguran tahun ini.
The Fed juga masih menunggu kejelasan terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang berpotensi mempengaruhi inflasi dan perekonomian secara luas.
Secara umum, bursa saham Asia mayoritas dibuka di zona merah. Strait Times turun 0,30 persen, Shanghai Composite turun 0,37 persen, dan Hang Seng turun 0,87 persen. Hanya Nikkei yang naik 0,82 persen.
Pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.
Pukul 09.08 WIB, Rupiah berada di level Rp 16.368 per Dollar AS, melemah 55 poin (0,34 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.313 per Dollar AS.
Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menilai pernyataan The Fed semalam kurang dovish dari ekspektasi pasar.
Meskipun The Fed masih memberi sinyal pemangkasan suku bunga dua kali tahun ini, prosesnya akan dilakukan secara bertahap. Hal ini menahan pelemahan Dollar AS.
Konflik Timur Tengah yang melibatkan AS dan Iran juga menjadi faktor yang meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap perekonomian global. Kenaikan harga minyak mentah sebesar 17 persen juga turut memperkuat Dollar AS.
Ariston memprediksi potensi pelemahan Rupiah hingga ke level 16.380, dengan support di sekitar 16.300.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG dan pelemahan Rupiah pagi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk keputusan The Fed, kondisi bursa Asia, dan sentimen global. Pemantauan terhadap perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter menjadi kunci untuk memahami pergerakan pasar selanjutnya. Para investor perlu mencermati indikator-indikator ekonomi dan analisis dari para ahli sebelum mengambil keputusan investasi.