Harga emas relatif stabil pada hari Selasa, 17 Juni 2025. Penguatan dolar AS sedikit mengimbangi peningkatan permintaan emas sebagai aset aman. Ketegangan antara Iran dan Israel menjadi faktor pendorong permintaan aset aman tersebut.
Harga emas spot mengalami kenaikan tipis sebesar 0,2%, mencapai USD 3.390,29 per ons pada pukul 14:18 EDT. Sebaliknya, kontrak berjangka emas AS sedikit menurun sekitar 0,3%, tercatat pada USD 3.408,70. Indeks dolar AS sendiri mengalami penguatan sekitar 0,8%.
Harga Emas Konsolidasi Menunggu Keputusan The Fed dan Perkembangan Geopolitik
Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menjelaskan bahwa harga emas saat ini sedang dalam fase konsolidasi. Pasar menunggu keputusan kebijakan moneter The Fed dan perkembangan lebih lanjut dari konflik di Timur Tengah. Ketidakpastian ini membuat pergerakan harga emas masih terbatas.
Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk mengakhiri sengketa nuklir dengan Iran. Ia bahkan mengisyaratkan akan mengirim pejabat tinggi untuk berunding dengan pihak Iran, sementara perang udara antara Israel dan Iran memasuki hari kelima. Situasi ini turut mempengaruhi sentimen pasar.
Keputusan The Fed dan Suku Bunga Rendah Mempengaruhi Harga Emas
The Federal Reserve dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu, 18 Juni 2025. Pengumuman ini akan diikuti konferensi pers oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Keputusan tersebut sangat dinantikan pasar.
Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50%. Tingkat suku bunga ini telah berlaku sejak Desember 2024. Suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik biasanya meningkatkan daya tarik emas.
Permintaan Emas dari Bank Sentral Global
Sebuah survei oleh World Gold Council menunjukkan peningkatan proyeksi porsi emas dalam cadangan devisa bank sentral global. Bank sentral di seluruh dunia memperkirakan akan meningkatkan kepemilikan emas mereka dalam lima tahun ke depan. Hal ini menandakan kepercayaan pada emas sebagai aset lindung nilai.
Lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik membuat emas semakin menarik sebagai aset investasi. Permintaan yang tinggi ini turut mempengaruhi harga emas di pasar internasional.
Perak Melonjak ke Level Tertinggi Sejak 2012
Harga perak spot mengalami lonjakan signifikan sebesar 2%, mencapai $37,08 per ons. Pada titik tertentu, harga perak bahkan menyentuh level tertinggi sejak Februari 2012. Kenaikan ini menunjukkan adanya optimisme di pasar logam mulia.
Citi dalam sebuah catatan memperkirakan harga perak akan mencapai $40 dalam enam hingga dua belas bulan mendatang. Prediksi ini didasarkan pada proyeksi ketersediaan perak yang semakin ketat.
Faktor Penentu Kenaikan Harga Perak
Citi menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan prediksi kenaikan harga perak. Pertama, defisit tahunan yang berkelanjutan. Kedua, pemilik stok yang enggan menjual kecuali harga tinggi. Ketiga, permintaan investasi yang kuat.
Data penjualan ritel di AS juga menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Mei. Meskipun demikian, belanja konsumen tetap didukung oleh pertumbuhan ugah yang solid.
Prediksi Harga Emas: Volatilitas Mengintai di Tengah Tren Naik Jangka Panjang
Konflik yang berkelanjutan di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman. Hal ini mendorong harga emas melampaui USD 3.400 per ons, mencatatkan penutupan mingguan tertinggi sepanjang sejarah.
Harga emas spot ditutup pada USD 3.434,12 per ons, meningkat 3,75% dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, para analis tetap bersikap hati-hati terhadap potensi volatilitas.
Pertimbangan Analis Terhadap Harga Emas
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, menilai bahwa kenaikan harga akibat konflik geopolitik cenderung sementara. Menurutnya, tanpa eskalasi konflik lebih lanjut, sulit bagi harga emas untuk terus naik jauh di atas USD 3.400.
Michele Schneider, Kepala Strategi Pasar MarketGauge, juga memperingatkan potensi volatilitas jangka pendek. Trader jangka pendek mungkin akan mengambil untung dari reli saat ini, sehingga menekan harga dalam waktu dekat. Namun, secara keseluruhan, emas dan perak masih menunjukkan tren naik jangka panjang.
Dolar AS melemah sekitar 1% dalam sepekan terakhir, diperdagangkan pada angka 98,13. Pelemahan dolar AS ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven. Meskipun terdapat potensi volatilitas, tren jangka panjang harga emas dan perak tetap positif. Perkembangan situasi geopolitik dan keputusan The Fed akan tetap menjadi faktor penentu pergerakan harga emas ke depan.