Ghosting, atau menghilang tanpa kabar dalam sebuah hubungan, seringkali dianggap sebagai tindakan yang menyakitkan. Namun, dalam beberapa situasi, menghilang tanpa penjelasan justru bisa dibenarkan. Para ahli mengungkapkan beberapa kondisi yang membenarkan praktik ghosting, dengan prioritas utama pada keselamatan dan kesehatan mental individu.
Praktik ghosting, meskipun umumnya negatif, dapat dimaklumi jika ditempatkan dalam konteks tertentu yang melibatkan risiko fisik atau mental yang serius. Memahami konteks ini penting untuk melihat ghosting tidak selalu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Situasi Darurat: Melindungi Diri Sendiri
Dalam situasi yang mengancam keselamatan fisik atau emosional, ghosting bisa menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri. Menghilang tanpa penjelasan bukanlah tindakan yang ideal, tetapi dapat menjadi langkah penyelamatan diri yang mendesak. Psikolog Dr. Patricia Dixon menekankan pentingnya bertindak cepat untuk menyelamatkan diri ketika keselamatan terancam, tanpa harus terbebani oleh kebutuhan untuk berkomunikasi atau berpamitan.
Tidak ada waktu untuk percakapan yang panjang dan bertele-tele jika keselamatan diri sedang dalam bahaya. Prioritas utama adalah keluar dari situasi berbahaya tersebut. Perlindungan diri menjadi pertimbangan utama yang mengalahkan etika komunikasi konvensional.
Menjaga Kesehatan Mental: Batasan Diri yang Penting
Ghosting juga bisa menjadi mekanisme pertahanan diri untuk melindungi kesehatan mental. Hubungan yang penuh dengan energi negatif, seperti kritik berlebihan, manipulasi, atau tuntutan emosional yang terus-menerus, dapat sangat merusak kesejahteraan mental seseorang. Menghilang dari hubungan tersebut dapat menjadi cara untuk melindungi diri dari dampak negatif yang berkelanjutan.
Dr. Stephanie Carinia menjelaskan bahwa ghosting dapat membantu menjaga batasan pribadi dan kesehatan mental, terutama jika upaya komunikasi sebelumnya tidak membuahkan hasil positif. Memutuskan hubungan dengan cara ini, walaupun kurang ideal, bisa jadi cara untuk melindungi diri dari eksploitasi emosional.
Menanggapi Perilaku yang Tidak Menghargai
Terkadang, seseorang mungkin terus-menerus melewati batas atau bersikap kasar, meskipun sudah diberi tahu. Jika berbagai upaya komunikasi untuk mengubah perilaku tersebut gagal, meninggalkan hubungan tanpa penjelasan mungkin merupakan langkah terbaik. Konflik yang terus-menerus hanya akan memperburuk keadaan dan membahayakan kesehatan mental.
Dalam situasi ini, diam dan menghilang bisa jadi adalah pilihan paling sehat untuk menjaga kedamaian batin dan menghindari eskalasi konflik. Prioritasnya adalah menjaga kesehatan mental daripada berlarut dalam perselisihan yang tidak produktif.
Menghindari Pelecehan dan Gangguan Berlebihan
Ghosting juga dapat digunakan sebagai cara untuk tegas menetapkan batasan, terutama dalam situasi di mana seseorang terus-menerus menghubungi meskipun hubungan sudah berakhir, atau bahkan muncul tanpa diundang. Menghindar dari kontak lebih lanjut merupakan bentuk perlindungan diri yang valid.
Dr. Dixon menjelaskan bahwa ghosting dalam situasi ini menjadi bentuk komunikasi yang sunyi namun tegas, menyatakan secara jelas bahwa tidak ada keinginan untuk berinteraksi lebih lanjut. Ini adalah cara untuk melindungi diri dari gangguan yang tidak diinginkan.
Situasi Kekerasan dan Intimidasi
Dalam hubungan yang penuh dengan kekerasan, intimidasi, atau ancaman, ghosting dapat menjadi mekanisme pertahanan yang krusial. Bahkan mengirim pesan sederhana dapat memicu reaksi yang berbahaya. Menghilang tanpa jejak dan mencari bantuan dari orang-orang terdekat atau profesional menjadi langkah yang lebih aman.
Kehilangan kontak dan mencari bantuan profesional adalah langkah penting untuk melindungi diri dari potensi kekerasan dan intimidasi lebih lanjut. Keselamatan fisik dan mental menjadi prioritas utama dalam situasi seperti ini.
Kesimpulan: Ghosting sebagai Pilihan Terakhir
Meskipun ghosting umumnya dianggap sebagai tindakan yang menyakitkan dan tidak bertanggung jawab, ada situasi di mana menghilang tanpa penjelasan bisa dibenarkan. Kesehatan mental dan keselamatan diri harus selalu menjadi prioritas utama. Namun, penting untuk diingat bahwa ghosting hanya boleh dilakukan sebagai pilihan terakhir dalam kondisi-kondisi ekstrem yang telah dijabarkan di atas. Komunikasi yang terbuka dan jujur tetap menjadi cara terbaik dalam menyelesaikan konflik dan masalah dalam sebuah hubungan, kecuali dalam situasi yang sangat berbahaya. Dalam situasi yang tidak terlalu ekstrim, berusaha untuk berkomunikasi secara efektif, bahkan jika sulit, akan lebih membantu dalam jangka panjang.