Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan vaksin Covid-19 mengandung cip. Klaim ini telah beredar sejak pandemi dan telah berkali-kali dibantah. Kompas.com telah melakukan verifikasi dan menyatakan informasi tersebut sebagai hoaks.
Video yang diunggah di berbagai platform media sosial ini menampilkan cuplikan wawancara Erick Thohir dengan Najwa Shihab. Narasi yang menyertai video tersebut menyatakan bahwa vaksin Covid-19 akan digunakan untuk mengontrol masyarakat seumur hidup.
Klaim Palsu tentang Vaksin Covid-19 dan Cip
Video yang beredar secara sengaja memotong dan memanipulasi pernyataan Erick Thohir dalam wawancara tersebut. Teks yang menyertai video secara eksplisit menghubungkan pernyataan Erick Thohir dengan keberadaan cip dalam vaksin.
Hal ini menimbulkan keresahan dan disinformasi di tengah masyarakat. Penting untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Verifikasi Kompas.com: Barcode, Bukan Cip
Kompas.com melakukan penelusuran menggunakan metode *reverse image search*. Hasilnya menunjukkan bahwa video tersebut berasal dari kanal YouTube Najwa Shihab yang diunggah pada 14 Januari 2021.
Dalam video asli, pada menit 7:15, Erick Thohir menjelaskan bahwa Bio Farma, perusahaan farmasi BUMN, memasang *barcode* pada botol vaksin Covid-19. Bukan cip, seperti yang dinarasikan dalam video yang beredar.
Tujuan Penggunaan Barcode pada Vaksin
Penggunaan *barcode* ini bertujuan untuk melacak distribusi vaksin dan memastikan vaksin tersebut sampai kepada masyarakat. Sistem pelacakan ini membantu pemerintah dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian selama masa vaksinasi.
Bio Farma menggunakan sistem ini untuk memastikan transparansi dan efisiensi pendistribusian vaksin Covid-19 di seluruh Indonesia. Informasi yang tercatat dalam barcode membantu pemerintah dalam monitoring dan evaluasi program vaksinasi.
Bantahan Erick Thohir dan Kesimpulan
Erick Thohir sendiri telah membantah klaim tersebut melalui akun Facebook pribadinya pada tahun 2021. Ia menjelaskan bahwa Bio Farma menggunakan matriks data pada kemasan vaksin untuk memastikan keaslian dan ketelusuran produk.
Matriks data ini bukanlah cip yang ditanamkan dalam vaksin, melainkan sistem pelacakan untuk memastikan kualitas dan distribusi vaksin yang efektif dan transparan.
Kesimpulannya, klaim yang menyatakan Erick Thohir menyebutkan adanya cip dalam vaksin Covid-19 adalah hoaks. Video yang beredar merupakan hasil manipulasi dan penyuntingan yang menyesatkan. Penting untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan publik.
Kejadian ini menyoroti pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi dari sumber terpercaya sebelum menyebarkannya lebih luas. Perlu kewaspadaan terhadap penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat.