PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menambah modal untuk unit usahanya, BTN Syariah, melalui aksi right issue sebesar Rp1 triliun. Rencana ini dijadwalkan pada September 2025, sebelum proses pemisahan (spin-off) unit usaha syariah pada bulan Oktober. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pengembangan BTN Syariah agar semakin kuat dan kompetitif di pasar perbankan syariah.
Penguatan modal BTN Syariah ini sangat penting untuk mencapai target bisnis ke depan. BTN Syariah membutuhkan modal yang cukup untuk memenuhi regulasi dan mengembangkan bisnisnya.
Penguatan Modal BTN Syariah untuk Menjadi Bank Umum Syariah (BUS)
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa right issue ini bertujuan untuk memenuhi ketentuan modal minimum sebagai bank KBMI (Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti) II. Regulator mensyaratkan modal minimal Rp6 triliun untuk kategori ini.
Selain itu, penambahan modal juga akan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) BTN Syariah hingga mencapai 18-19 persen. Tingkat CAR yang tinggi menunjukan kondisi keuangan yang sehat dan siap untuk ekspansi bisnis.
Dengan modal yang cukup dan CAR yang kuat, BTN Syariah, setelah resmi menjadi BUS, siap untuk melakukan ekspansi dan berkompetisi di pasar perbankan. Ini merupakan langkah strategis untuk pengembangan bisnis syariah BTN.
Akuisisi Saham Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai Langkah Awal
Sebelum right issue, BTN Syariah telah melakukan akuisisi saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) senilai Rp1,5 triliun. Akuisisi ini dilakukan secara clean base, hanya menggunakan Surat Berharga Negara (SBN) dan ekuitas, tanpa melibatkan aset kredit dan dana pihak ketiga (DPK).
Transaksi ini meminimalisir risiko dan memastikan kelancaran proses penggabungan. Akuisisi BVIS menjadi tambahan modal bagi BTN Syariah sebelum right issue.
Dengan akuisisi ini, BTN Syariah memperkuat posisi modalnya sebelum right issue. Modal awal BTN Syariah diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun sebelum akuisisi BVIS.
Strategi Transaksi Akuisisi
Strategi clean base dalam akuisisi BVIS merupakan langkah cermat untuk meminimalisir risiko. Dengan tidak melibatkan aset kredit dan DPK, proses integrasi menjadi lebih terkontrol dan aman.
Proyeksi Modal BTN Syariah Pasca Right Issue
Setelah akuisisi BVIS dan right issue, total modal BTN Syariah diperkirakan mencapai Rp6 triliun. Jumlah ini sudah termasuk modal awal, tambahan dari akuisisi, dan hasil right issue.
Dengan modal tersebut, BTN Syariah akan memiliki pondasi yang kuat untuk bersaing dan berkembang sebagai BUS. Perencanaan yang matang dan terukur menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Target penambahan modal ini bukan hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga memastikan BTN Syariah mampu mendukung program pemerintah di sektor perumahan syariah. Ini sejalan dengan komitmen BTN untuk mengembangkan sektor perumahan di Indonesia.
Rencana right issue ini menunjukkan komitmen BTN untuk mengembangkan bisnis syariahnya. Dengan modal yang kuat, BTN Syariah diharapkan dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.