Batam, kota di Kepulauan Riau, telah ditunjuk sebagai kota percontohan dekarbonisasi lingkungan binaan di sektor bangunan gedung. Penunjukan ini merupakan bagian dari upaya percepatan transisi energi di perkotaan, didukung oleh proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI).
Pemilihan Batam didasarkan pada beberapa faktor unggulan. Kota ini memiliki kapasitas sumber daya manusia yang memadai, konsumsi listrik yang signifikan, potensi energi terbarukan yang besar, inisiatif berkelanjutan yang telah ada, dan potensi pertumbuhan ekonomi di masa depan yang menjanjikan. Dengan demikian, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat berjalan beriringan dengan upaya dekarbonisasi.
Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa Batam didorong menjadi kota percontohan transisi energi dan konservasi energi dalam proyek SETI. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan upaya dekarbonisasi untuk menciptakan kota yang madani, modern, dan berkelanjutan. “Batam memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya kapasitas sumber daya manusia, konsumsi listrik, potensi energi terbarukan, inisiatif berkelanjutan yang sudah ada, dan penilaian potensi pertumbuhan di masa depan. Dengan dipilihnya Batam sebagai salah satu kota percontohan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa berjalan berdampingan dengan langkah-langkah dekarbonisasi agar Kota Batam menjadi kota madani, modern, dan berkelanjutan,” ujar Sahid.
Proyek SETI merupakan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Jerman, diimplementasikan oleh konsorsium GIZ, IESR, WRI, dan CERAH. Proyek ini akan berlangsung dari tahun 2023 hingga 2028, dengan fokus pada lingkungan binaan perkotaan, khususnya bangunan milik pemerintah dan komersial seperti perkantoran, mal, dan rumah sakit. Sasarannya adalah penerapan langkah-langkah konservasi energi dan penggunaan energi terbarukan.
Proyek SETI bertujuan mendukung dekarbonisasi sektor industri dan bangunan melalui penerapan terintegrasi energi terbarukan dan konservasi energi. Di perkotaan, fokus utamanya adalah dekarbonisasi bangunan melalui perencanaan, penyusunan strategi, dan dukungan implementasi proyek percontohan konservasi energi dan energi terbarukan pada bangunan pemerintah, komersial, dan residensial.
Inisiatif kota percontohan ini diharapkan menjadi model bagi pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat nasional. Pelajaran dan praktik terbaik dari Batam akan dipelajari dan diterapkan untuk mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia. “Inisiatif kota percontohan ini merupakan langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan, memastikan bahwa pelajaran yang dipetik dan praktik terbaik dari Kota Batam dapat berkontribusi sebagai model dalam pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat nasional,” tambah Sahid.
Jefridin Hamid, Sekretaris Daerah Kota Batam, menyatakan bahwa transisi energi akan memberikan manfaat konkret bagi Batam, baik secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi, transisi ini akan menciptakan peluang investasi baru, lapangan kerja hijau, dan diversifikasi ekonomi. Secara sosial, kualitas hidup masyarakat akan meningkat berkat ketersediaan energi yang stabil dan terjangkau, serta mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan.
Jefridin juga menyampaikan apresiasi atas pemilihan Batam sebagai kota percontohan dekarbonisasi sektor bangunan di perkotaan melalui Proyek SETI. “Kami mengapresiasi pemilihan Kota Batam sebagai kota pertama di Sumatera yang dicanangkan sebagai kota percontohan dekarbonisasi sektor bangunan di perkotaan melalui Proyek SETI. Kami ingin menjadi pelopor dan contoh bagi daerah lain di Indonesia,” katanya.
Data dari konsorsium SETI menunjukkan terdapat 269.864 bangunan gedung di Batam, sebagian besar (91 persen) merupakan bangunan residensial. Pemerintah Kota Batam dapat memanfaatkan dukungan dari proyek SETI untuk merancang dan mengevaluasi program dekarbonisasi sektor bangunan gedung di wilayahnya.
Kesimpulannya, penunjukan Batam sebagai kota percontohan dekarbonisasi merupakan langkah strategis dalam upaya Indonesia menuju transisi energi berkelanjutan. Proyek SETI diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Batam, baik secara ekonomi maupun lingkungan, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menerapkan praktik-praktik dekarbonisasi yang efektif dan berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini akan bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.