Kemitraan bisnis antara dua raksasa makanan, McDonald’s dan Krispy Kreme, resmi berakhir. Pengumuman ini mengejutkan banyak pihak, mengingat potensi besar yang awalnya diproyeksikan dari kolaborasi tersebut. Keduanya sepakat untuk mengakhiri kerja sama di Amerika Serikat pada bulan Juli mendatang, mengakhiri impian donat Krispy Kreme sebagai menu sarapan andalan McDonald’s.
Penyebab utama pemutusan kemitraan ini ternyata terletak pada kendala pengelolaan biaya. Meskipun ambisius, realitasnya menunjukkan bahwa proyek ini tidak berjalan semulus yang diharapkan.
Kerja Sama yang Kandas di Tengah Jalan
Awalnya, kolaborasi McDonald’s dan Krispy Kreme diumumkan pada Maret 2024 dengan target penjualan donat Krispy Kreme di lebih dari 14.000 gerai McDonald’s di Amerika Serikat. Namun, kenyataannya jauh dari target tersebut.
Hingga saat pengumuman penghentian kerja sama, donat Krispy Kreme hanya tersedia di sekitar 2.400 restoran McDonald’s. Hal ini menunjukkan rendahnya penetrasi produk Krispy Kreme di jaringan restoran cepat saji tersebut.
CEO Krispy Kreme, Josh Charlesworth, menjelaskan bahwa kesulitan dalam menyesuaikan biaya dengan permintaan menjadi faktor utama penghentian kerjasama. Upaya penyesuaian biaya yang dilakukan ternyata tidak berhasil, membuat kemitraan ini dinilai tidak lagi berkelanjutan.
Dampak Penghentian Kerja Sama Bagi Kedua Pihak
Krispy Kreme, sebagai bagian dari kesepakatan awal, sebelumnya setuju untuk tidak memasok donatnya ke restoran cepat saji lain di AS hingga akhir tahun 2026. Namun, dengan berakhirnya kerjasama ini, rencana tersebut kemungkinan akan direvisi.
Saham Krispy Kreme yang telah merosot sekitar 70% nilainya sepanjang tahun ini, mengalami sedikit kenaikan dalam perdagangan prapasar pasca pengumuman tersebut. Meskipun demikian, dampak jangka panjang terhadap kinerja keuangan Krispy Kreme masih perlu dipantau.
Bagi McDonald’s, kerjasama ini hanya merupakan bagian kecil dari bisnis sarapan mereka. Meskipun demikian, kegagalan kerjasama ini tetap menjadi catatan penting, mengingat upaya McDonald’s untuk meningkatkan menu sarapannya melalui inovasi dan penambahan item baru.
Penurunan Penjualan McDonald’s dan Tekanan Ekonomi
Di tengah kabar berakhirnya kemitraan dengan Krispy Kreme, McDonald’s juga tengah menghadapi tantangan lain, yaitu penurunan penjualan. Pada kuartal pertama tahun 2025, McDonald’s mencatatkan penurunan penjualan hingga 3,6% di Amerika Serikat, angka terburuk sejak masa pandemi Covid-19.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk cuaca buruk dan tren konsumen yang lebih berhati-hati dalam pengeluaran. CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan juga terkait dengan tekanan ekonomi yang dialami konsumen kelas menengah.
Ia menambahkan bahwa penurunan lalu lintas di restoran cepat saji, khususnya dari konsumen berpenghasilan menengah, menunjukkan adanya tekanan ekonomi yang cukup signifikan. Meskipun demikian, McDonald’s masih tetap menjadi pilihan utama konsumen berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan kompetitornya.
Kesimpulannya, kegagalan kemitraan McDonald’s dan Krispy Kreme menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi bisnis di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil. Ke depan, kedua perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki strategi dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. Sementara itu, dampak penurunan penjualan McDonald’s terhadap industri makanan cepat saji secara keseluruhan patut diperhatikan.