Waspada! Love Scamming Media Sosial: Modus & Pencegahannya

Playmaker

Waspada! Love Scamming Media Sosial: Modus & Pencegahannya
Sumber: Kompas.com

Kasus *love scamming* yang menimpa staf Presiden Prabowo Subianto, Kani Dwi Haryani, menyoroti betapa liciknya modus penipuan ini. Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat luas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan online. Psikolog Mira Damayanti Amir menjelaskan bahwa *love scamming* bukanlah kasus yang berdiri sendiri. Pola serupa berulang kali terjadi di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta.

Pelaku *love scamming* kerap kali berhasil menjerat banyak korban dengan skema yang hampir sama. Mereka mampu membangun hubungan emosional yang kuat dan akhirnya memanipulasi korban untuk mendapatkan uang atau informasi penting. Penting bagi kita semua untuk memahami bagaimana modus dan pola *love scamming* ini bekerja agar dapat melindungi diri sendiri.

Modus Operandi *Love Scamming*: Menjerat Korban Secara Bertahap

*Love scamming* biasanya diawali dengan pendekatan yang terkesan biasa. Pelaku sering memulai percakapan di media sosial atau melalui pesan pribadi (DM). Mereka akan menggunakan foto profil yang menarik dan profesional untuk membangun kepercayaan.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua profil profesional adalah tanda penipuan. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan. Pelaku biasanya memulai dengan basa-basi dan bercanda untuk mengukur respon korban. Langkah ini merupakan bagian penting dari strategi penipuan mereka.

Membangun Kedekatan Emosional

Setelah berhasil menarik perhatian korban, pelaku akan berusaha membangun kedekatan emosional. Mereka akan memberikan pujian, perhatian, dan berbagi cerita pribadi yang dirancang untuk membuat korban merasa spesial dan dipercaya.

Pelaku sangat memahami celah emosi korban. Mereka akan memanfaatkan rasa kesepian, kebutuhan akan validasi, atau keinginan akan hubungan asmara untuk mengikat korban secara emosional. Pujian dan perhatian yang intens akan membuat korban merasa nyaman dan menurunkan kewaspadaannya.

Menghindari Interaksi Langsung

Ciri khas pelaku *love scamming* adalah menghindari *video call* atau pertemuan langsung. Mereka kerap kali memberikan alasan teknis, seperti kamera yang rusak, lokasi di luar negeri, atau kendala jaringan internet.

Meskipun komunikasi virtual terus berlanjut setiap hari, hal ini justru menjadi tanda peringatan. Keengganan untuk bertemu secara langsung merupakan strategi untuk mencegah korban melihat identitas asli pelaku. Hubungan yang dibangun hanya terbatas pada dunia maya.

Permintaan Finansial yang Bertahap

Setelah berhasil membangun kepercayaan dan kedekatan emosional, pelaku akan mulai meminta uang atau bantuan finansial. Alasan yang mereka berikan beragam, mulai dari biaya administrasi, masalah keluarga hingga situasi darurat seperti tertahan di bandara.

Jumlah uang yang diminta pun biasanya dimulai dari yang kecil dan secara bertahap meningkat. Hal ini dilakukan untuk membuat korban merasa nyaman dan tidak curiga. Begitu korban sudah terperangkap, pelaku akan semakin berani meminta jumlah yang lebih besar. Dalam beberapa kasus, permintaan juga bisa berupa foto atau video yang tidak senonoh.

Mengapa Korban Mudah Terperdaya?

Banyak korban *love scamming* sebenarnya menyadari adanya kejanggalan. Namun, karena terikat secara emosional, mereka cenderung mengabaikan keraguan dan tetap percaya pada pelaku.

Rasa kesepian dan kebutuhan akan validasi seringkali membuat seseorang kehilangan kemampuan berpikir kritis. Kondisi emosional yang rentan ini dimanfaatkan oleh pelaku untuk memanipulasi korban.

Pentingnya Kewaspadaan

Mira Damayanti Amir menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam membangun relasi digital. Jangan ragu untuk meminta pendapat orang terdekat jika mulai muncul kecurigaan terhadap seseorang yang baru dikenal di dunia maya.

Berpikir kritis dan waspada sangat penting dalam menjaga diri dari penipuan online. Jangan terburu-buru untuk percaya pada seseorang yang baru dikenal, terutama jika mereka meminta uang atau informasi pribadi. Lebih baik mencegah daripada harus menanggung kerugian materiil dan emosional.

Kesimpulannya, memahami modus dan pola *love scamming* sangat krusial untuk melindungi diri dari penipuan ini. Kewaspadaan, berpikir kritis, dan komunikasi terbuka dengan orang terdekat merupakan langkah penting untuk mencegah diri menjadi korban. Jangan ragu untuk melaporkan setiap kecurigaan kepada pihak berwajib agar pelaku dapat diproses sesuai hukum.

Popular Post

Tarif Parkir & ERP Jakarta: Solusi Ampuh Atasi Kemacetan?

Eksbis

Tarif Parkir & ERP Jakarta: Solusi Ampuh Atasi Kemacetan?

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berupaya keras mengatasi permasalahan kemacetan yang kronis. Langkah terbaru yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta, Pramono ...

Harga Emas Antam Melonjak Tajam! Cek Update Hari Ini

Eksbis

Harga Emas Antam Melonjak Tajam! Cek Update Hari Ini

Harga emas Antam kembali menanjak hari ini, Sabtu (14/6/2025). Kenaikan sebesar Rp 9.000 per gram membuat harga emas batangan Antam ...

Berita

Presiden Saksikan Kesepakatan Raksasa Indo Defence: Rp33 Triliun!

Presiden Prabowo Subianto menjadi saksi penting dalam penandatanganan kerja sama senilai Rp33 triliun di Indo Defence Expo & Forum 2025. ...

Lowongan Crew Store Indomaret Surabaya

Loker

Lowongan Crew Store Indomaret Surabaya Tahun 2025 (Resmi)

Mimpimu bekerja di perusahaan retail ternama di Surabaya? Info lowongan Crew Store Indomaret Surabaya ini cocok banget buat kamu! Butuh ...

Eksbis

Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta: Investasi Menguntungkan?

Harga emas Antam kembali menanjak. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, harga emas batangan Antam mengalami kenaikan. Pada Kamis, 12 Juni ...

Serangan Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak Dunia

Eksbis

Serangan Israel-Iran Picu Lonjakan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada Jumat (13/6/2025) setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran tanpa dukungan Amerika Serikat. ...