Tragedi di Sigi: Kepala KUA Tewas Dianiaya, Pelaku Ditangkap
Sebuah peristiwa tragis terjadi di Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah. Mohamad Fuad, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tanambulava, meninggal dunia akibat penganiayaan. Dua orang lainnya mengalami luka serius dalam insiden tersebut. Peristiwa ini menyoroti pentingnya penegakan hukum dan keamanan bagi para pemimpin agama di daerah tersebut.
Penyelidikan Motif Penganiayaan dan Penangkapan Pelaku
Aparat Kepolisian Resor (Polres) Sigi saat ini tengah fokus menyelidiki motif di balik penganiayaan yang mengakibatkan kematian Mohamad Fuad. Pelaku, seorang pria berinisial IS (28 tahun), telah berhasil diamankan tidak lama setelah kejadian pada Selasa, 24 Juni 2025. Penangkapan IS dilakukan oleh pihak kepolisian setelah menerima laporan dari warga.
Polisi terus melakukan pemeriksaan intensif terhadap IS untuk mengungkap secara detail kronologi kejadian dan motif sebenarnya di balik serangan tersebut. Informasi awal menunjukkan adanya hubungan keluarga antara pelaku dan para korban, sebuah fakta yang menambah kompleksitas kasus ini.
Kronologi Kejadian dan Kondisi Korban
Insiden berdarah ini bermula saat IS menyapa Fuad yang sedang memperbaiki mobil. Karena tidak direspons, IS langsung menyerang Fuad menggunakan senjata tajam jenis parang.
Dakri dan Muhtazam, dua orang yang berusaha melerai, juga menjadi korban. Keduanya mengalami luka di bagian perut dan pinggang sebelah kiri. Mereka kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Torabelo Kabupaten Sigi.
IS, setelah melukai Fuad hingga tewas, kembali ke rumahnya untuk mengambil celurit dan pisau dapur. Namun, kedatangan anggota Polsek Biromaru berhasil mencegah eskalasi lebih lanjut. Pelaku kemudian menyerahkan diri dan diamankan ke Polres Sigi.
Imbauan Kepolisian dan Hubungan Keluarga
Kasus ini diusut oleh Satreskrim Polres Sigi. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat dan keluarga korban untuk mempercayakan proses hukum berjalan secara transparan dan profesional.
Polisi menekankan bahwa pelaku dan seluruh korban memiliki hubungan keluarga. Fakta ini menjadikan penyelidikan kasus ini semakin rumit dan membutuhkan kehati-hatian ekstra dalam proses pengungkapan motif dan latar belakang kejadian.
Meskipun motif pasti masih dalam penyelidikan, peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya di tengah masyarakat yang memiliki ikatan sosial dan keluarga yang erat. Proses hukum diharapkan akan memberikan keadilan bagi korban dan keluarga. Penegakan hukum yang tegas dan transparan diharapkan mampu mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.