Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan signifikan setelah tensi perang Timur Tengah mereda. Wall Street mencatat lonjakan lebih dari 1% pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025.
Kenaikan ini disambut positif oleh para investor, terutama setelah pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel, meskipun kesepakatan tersebut dinilai masih rapuh.
Gencatan Senjata dan Sentimen Pasar
Investor menyambut baik kabar gencatan senjata, meskipun kesepakatan tersebut dinilai rapuh. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan perjanjian gencatan senjata pada Senin malam. Meskipun kemudian dilanggar oleh Israel, retorika gencatan senjata tetap dianggap sebagai tanda meredanya ketegangan.
Ketiga indeks saham utama AS, termasuk Nasdaq 100 yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dan S&P 500 yang hampir mencapai rekor tertinggi, ditutup dengan kenaikan solid selama dua sesi berturut-turut.
Pernyataan The Fed dan Antisipasi Pasar
Pasar juga menantikan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, di depan Kongres. Pernyataan ini diharapkan memberikan petunjuk mengenai langkah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Pasar keuangan telah mengantisipasi kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga utamanya pada akhir pertemuan kebijakan bulan Juli. Kemungkinan pemotongan suku bunga pertama diperkirakan terjadi pada bulan September, dengan probabilitas mencapai hampir 70%.
Dampak pada Harga Minyak dan Saham Energi
Berkurangnya kekhawatiran konflik Timur Tengah berdampak pada penurunan harga minyak mentah. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak global.
Penurunan harga minyak sedikit menekan kinerja saham-saham energi di Wall Street. Meskipun demikian, dampaknya masih terbatas dan tidak mampu membalikkan tren positif pasar secara keseluruhan.
Greg Bassuk, kepala eksekutif AXS Investments di New York, menyatakan bahwa gencatan senjata tersebut telah meningkatkan reli pasar saham. Investor, menurutnya, bertaruh pada ketenangan di Timur Tengah sebagai berkah bagi pasar saham, meskipun hal ini berdampak negatif pada obligasi dan harga minyak.
Kesimpulan
Peningkatan pasar saham AS didorong oleh meredanya tensi perang Timur Tengah dan antisipasi kebijakan moneter The Fed. Meskipun ada sedikit penurunan pada sektor energi akibat penurunan harga minyak, sentimen positif dari gencatan senjata, meskipun rapuh, berhasil mendominasi pasar. Pernyataan Jerome Powell di Kongres akan menjadi faktor penentu selanjutnya bagi pergerakan pasar saham AS.