Banjir akibat jebolnya tanggul di Kali Buangan 1 (KB-1), hilir Sungai Renggong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, telah ditangani cepat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menteri PUPR, Dody Hanggodo, langsung merespon kejadian ini untuk meminimalisir dampak terhadap masyarakat.
Hujan deras dengan intensitas tinggi mencapai 84,5 mm sejak 17 Juni 2024 menyebabkan luapan Sungai Renggong. Akibatnya, tanggul di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari jebol di dua titik, menggenangi permukiman dan persawahan.
Respon Cepat Kementerian PUPR Atasi Tanggul Jebol di Grobogan
Sebagai langkah awal, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan. Tiga unit excavator dikerahkan untuk memperbaiki tanggul yang jebol menggunakan bahan-bahan seperti pancang bambu dan geotekstil.
Selain itu, empat unit mobil pompa air segera dikirim untuk mengeringkan genangan air di pemukiman warga dan areal persawahan yang terdampak. Penanganan darurat ini berhasil diselesaikan dengan cepat dan efektif.
Penanganan Darurat dan Pemeriksaan Keseluruhan Sungai Renggong
Menteri PUPR, Dody Hanggodo, langsung meninjau lokasi tanggul jebol untuk memastikan penanganan berjalan lancar. Beliau memastikan proses perbaikan darurat telah selesai dan genangan air berhasil diatasi.
Tidak hanya perbaikan darurat, Menteri Dody juga menginstruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh di sepanjang Sungai Renggong.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi titik-titik rawan jebol lainnya dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mitigasi bencana.
Dampak Banjir dan Langkah Pencegahan Ke Depan
Banjir akibat jebolnya tanggul di KB-1 mengakibatkan genangan air setinggi 0,5 hingga 1 meter di pemukiman Desa Tanggirejo. Area persawahan seluas sekitar 40 hektare di Desa Rowosari dan Desa Mangunsari juga terendam banjir.
Selain penanganan darurat, upaya jangka panjang meliputi identifikasi titik-titik rawan di sepanjang Sungai Renggong menjadi prioritas. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari.
Langkah-langkah yang komprehensif ini diharapkan mampu melindungi masyarakat dari ancaman banjir dan memastikan keamanan infrastruktur di wilayah tersebut.
Kejadian ini menekankan pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana secara terpadu. Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, serta peran serta masyarakat sangat krusial dalam menghadapi tantangan tersebut. Perbaikan infrastruktur dan edukasi masyarakat terkait bahaya banjir juga perlu ditingkatkan.
Semoga dengan langkah-langkah yang telah diambil, kejadian serupa dapat dihindari di masa depan. Komitmen pemerintah dalam melindungi warganya patut diapresiasi, namun kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat juga sama pentingnya.