Ghosting, atau menghilang tanpa penjelasan, seringkali menjadi cara mudah menghindari konflik dalam hubungan. Namun, praktik ini dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam bagi pihak yang ditinggalkan. Memahami kapan ghosting sebaiknya dihindari sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan etis.
Terdapat beberapa situasi di mana ghosting sebaiknya tidak dilakukan. Konsekuensi dari tindakan ini bisa sangat merugikan, baik dalam hubungan personal maupun profesional.
Ghosting dalam Hubungan Serius: Sebuah Pengkhianatan Emosional
Ghosting tidak seharusnya dilakukan dalam hubungan yang sudah berjalan lama dan serius. Dr. Patricia Dixon, psikolog spesialis hubungan dan perilaku manusia, menyatakan bahwa mengabaikan seseorang dalam hubungan serius dapat menimbulkan kebingungan, rasa sakit, dan menghambat penyelesaian masalah. Hal ini akan meninggalkan rasa penasaran dan sulit untuk move on.
Menghilang tanpa penjelasan akan menyisakan luka emosional yang mendalam dan menghambat proses penyembuhan. Kehilangan kepercayaan dan rasa hormat merupakan dampak yang tak terhindarkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur, meski menyakitkan, jauh lebih baik daripada menghilang tanpa jejak.
Ghosting dalam Dunia Profesional: Tindakan Tidak Etis dan Tidak Profesional
Ghosting tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara. Di dunia profesional, menghindari komunikasi tanpa penjelasan sama buruknya. Dr. Dixon menekankan bahwa ghosting dalam lingkungan kerja dianggap tidak profesional dan tidak sopan.
Kejelasan komunikasi membantu menjaga reputasi seseorang dan memastikan transisi yang lancar. Hal ini mencegah orang lain merasa diremehkan atau ditinggalkan. Keprofesionalan tercermin dalam cara seseorang mengakhiri kerja sama, sama pentingnya dengan bagaimana memulai.
Ghosting Mantan: Ketiadaan Penutupan yang Menyebabkan Luka
Setelah hubungan berakhir, beberapa orang membutuhkan penjelasan atau penutupan. Dr. Dixon menyarankan untuk tidak melakukan ghosting dalam situasi ini. Hadapi dan selesaikan masalah dengan memberikan penjelasan, sekecil apapun.
Meskipun tidak wajib berpanjang lebar, penjelasan singkat yang sopan lebih baik daripada diam seribu bahasa. Memberikan ruang untuk memahami situasi dan mencari penutupan dapat membantu proses penyembuhan emosional. Hindari ghosting demi menjaga kesehatan mental kedua belah pihak.
Ghosting Teman Dekat atau Keluarga: Kerusakan Hubungan Jangka Panjang
Menghilang dari orang terdekat, seperti sahabat atau keluarga, dapat berdampak besar pada hubungan jangka panjang. Dr. Dixon menjelaskan bahwa mengabaikan orang tersayang dapat menyebabkan luka yang bertahan lama dan merusak hubungan yang mungkin masih bisa diselamatkan.
Dr. Stephanie Carinia, psikolog klinis, menambahkan bahwa menghilang secara tiba-tiba dari kerabat terdekat dapat memperburuk kesalahpahaman dan menciptakan keretakan dalam ikatan keluarga, terutama saat krisis. Komunikasi yang jujur, meski memerlukan keberanian, jauh lebih baik daripada membiarkan kesalahpahaman berlarut.
Jika memang membutuhkan jarak, sampaikan dengan jujur dan jelas untuk menghindari trauma emosional bagi orang terdekat. Kejujuran dan keterbukaan, walau menyakitkan, selalu lebih baik daripada ghosting. Membangun hubungan yang sehat membutuhkan komitmen dan tanggung jawab, termasuk dalam mengakhirinya. Ghosting bukan solusi, melainkan penghalang menuju penyelesaian masalah dan pemeliharaan hubungan yang sehat.