Pedagang dan juru parkir eks Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) di Yogyakarta memulai babak baru. Setelah relokasi, mereka kini mencoba beradaptasi dengan lokasi parkir baru di Eks Menara Kopi, Kotabaru. Uji coba ini dilakukan seiring dengan dimulainya liburan sekolah, menawarkan kesempatan bagi mereka untuk menguji kapasitas dan efisiensi lokasi parkir baru tersebut.
Proses adaptasi ini tak lepas dari berbagai tantangan. Para pedagang dan juru parkir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan infrastruktur yang ada di Eks Menara Kopi.
Uji Coba Parkir Bus di Eks Menara Kopi
Pengelola ABA, Doni Ruliyanto, menjelaskan bahwa uji coba parkir bus di Eks Menara Kopi telah dimulai. Uji coba awal melibatkan dua bus pada Sabtu, 14 Juni 2025, kemudian meningkat menjadi tujuh bus pada Minggu, 15 Juni 2025.
Kendaraan pribadi roda dua dan empat yang parkir masih terbatas pada pelanggan rumah makan sekitar Eks Menara Kopi. Masuknya bus besar dari arah timur masih terkendala.
Kendala Akses dan Kapasitas Parkir
Salah satu kendala utama adalah akses masuk dan keluar bus. Bus-bus yang masuk harus parkir dengan cara mundur. Hal ini menyulitkan, terutama untuk bus berukuran besar. Untuk mengatasi hal ini, Doni mengajukan permohonan izin untuk meninggikan gapura area parkir.
Dengan gapura yang lebih tinggi, bus bisa langsung masuk dari selatan melalui pintu timur dan keluar langsung ke barat. Setelah melakukan diskusi, kapasitas parkir Eks Menara Kopi diperkirakan dapat menampung sekitar 30 bus. Namun, angka ini bergantung pada metode parkir yang digunakan, apakah bus bisa parkir tiga baris atau hanya dua baris.
Aktivitas Pedagang Belum Normal
Meskipun juru parkir sudah mulai beraktivitas, para pedagang eks ABA belum beroperasi secara normal. Mereka masih dalam tahap persiapan menata barang dagangan mereka di lokasi baru. Aktivitas perdagangan diprediksi akan berjalan normal dalam beberapa hari ke depan.
Perlu Peningkatan Infrastruktur Pendukung
Doni berharap ada peningkatan infrastruktur pendukung di sekitar Eks Menara Kopi, khususnya penerangan jalan. Penerangan yang kurang memadai membuat wisatawan yang parkir merasa khawatir berjalan kaki menuju Malioboro, terutama pada malam hari.
Pengalaman beberapa rombongan bus wisata yang datang malam hari menunjukkan kurangnya penerangan menjadi kendala. Sopir bus enggan mengantar wisatawan ke Malioboro karena gelap. Peningkatan penerangan jalan sangat dibutuhkan untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan.
Relokasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Yogyakarta untuk memberikan solusi bagi pedagang dan juru parkir ABA. Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk relokasi dan pembebasan retribusi selama dua tahun bagi mereka. Uji coba ini diharapkan menjadi langkah awal menuju keberhasilan adaptasi dan keberlanjutan usaha mereka di lokasi baru. Keberhasilan relokasi ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pengelola, pemerintah, dan para pedagang serta juru parkir itu sendiri. Ke depan, perlu evaluasi berkala untuk memastikan kelancaran operasional dan kenyamanan bagi semua pihak.