Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Sabtu, 21 Juni 2025, pukul 05.50 WIB. Erupsi ini menandai aktivitas vulkanik yang terus berlangsung di gunung berapi tersebut. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru memantau perkembangan situasi dengan seksama.
Letusan menghasilkan kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan ketinggian signifikan. Kolom abu teramati mencapai 1.200 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko, atau setinggi 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Erupsi Gunung Semeru dan Tingkat Aktivitas Vulkanik
Liswanto, petugas PPGA Semeru, mengonfirmasi erupsi dalam keterangan tertulisnya. Informasi ini disampaikan secara resmi melalui jalur komunikasi yang telah ditetapkan.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru sebelum erupsi juga tercatat cukup tinggi. Pada hari Jumat, 20 Juni 2025, tercatat sebanyak 41 kali letusan, meskipun beberapa di antaranya terhalang pengamatan visual karena kabut.
Status Gunung Semeru saat ini berada pada Level II atau Waspada. Hal ini menunjukkan potensi bahaya yang masih perlu diwaspadai oleh masyarakat sekitar.
Rekomendasi dan Imbauan Keamanan bagi Masyarakat
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyampaikan imbauan penting kepada masyarakat. Imbauan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kerugian jiwa dan harta benda.
Masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Zona berbahaya ini membentang sejauh 8 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, aktivitas juga dilarang dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Penting untuk selalu waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar. Aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru menjadi jalur potensial ancaman.
Antisipasi Bencana Sekunder Akibat Hujan Lebat
Curah hujan tinggi di sekitar Gunung Semeru meningkatkan risiko bencana sekunder. Banjir lahar menjadi ancaman yang perlu diantisipasi.
Kondisi cuaca ekstrem ini memerlukan kesiapsiagaan yang lebih tinggi. Masyarakat di sekitar lereng Gunung Semeru dihimbau untuk selalu memantau informasi terkini dari pihak berwenang.
Koordinasi antara BPBD, PPGA, dan instansi terkait lainnya sangat penting. Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat.
Pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru akan terus dilakukan. Informasi terkini akan disampaikan kepada masyarakat agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat.
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya dari aktivitas Gunung Semeru. Semoga situasi dapat terkendali dan masyarakat tetap aman.