Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan bergerak stabil di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.300 per dolar AS sepanjang pekan ini. Stabilitas ini terjadi di tengah sejumlah faktor global yang memengaruhi pasar keuangan internasional. Pertemuan sejumlah bank sentral dunia menjadi sorotan utama yang akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Kenaikan utang luar negeri Indonesia sebesar 800 juta dolar AS pada April 2025, menjadi catatan lain yang perlu diperhatikan. Total utang luar negeri mencapai 431,55 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 7.197,76 triliun. Walaupun mengalami peningkatan 8,2 persen secara tahunan, para pengamat menilai posisi utang masih terjaga dengan baik.
Pertemuan Bank Sentral Dunia: Faktor Penentu Pergerakan Rupiah
Pekan ini menjadi krusial bagi pergerakan nilai tukar rupiah karena sejumlah bank sentral dunia akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter mereka.
Bank Jepang memulai rangkaian pertemuan tersebut pada Selasa (17/6/2025), diikuti oleh Federal Reserve AS pada Rabu (18/6/2025) yang akan memutuskan suku bunga acuannya.
Bank of England, Bank Nasional Swiss, dan Bank Rakyat China juga akan mengumumkan keputusan suku bunga mereka di akhir pekan.
Keputusan suku bunga ini akan berdampak signifikan terhadap aliran modal global dan secara tidak langsung mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Konflik Timur Tengah: Bayang-bayang Risiko Geopolitik
Konflik Israel-Iran juga turut menjadi perhatian utama pasar. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik ini berpotensi meningkatkan risiko global.
Awal pekan ini, minimnya eskalasi konflik membuat pelaku pasar relatif tenang dan kembali berinvestasi di aset berisiko, termasuk rupiah.
Namun, kewaspadaan tetap tinggi. Potensi peningkatan konflik dapat mendorong penguatan dolar AS dan pelemahan mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Potensi penguatan dolar AS juga diperkuat oleh risiko terhentinya negosiasi tarif di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Analisis Pasar dan Pergerakan Rupiah
Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, mencatat pergerakan rupiah yang fluktuatif pada perdagangan Selasa (17/6/2025), namun akhirnya ditutup menguat di kisaran Rp 16.220 hingga Rp 16.270 per dolar AS.
Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, mengamati konsolidasi nilai tukar rupiah di rentang Rp 16.200 hingga Rp 16.300. Ia menilai pasar masih menunggu perkembangan konflik Timur Tengah.
Data Bloomberg pada pukul 09.08 WIB menunjukkan rupiah melemah 37 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya, berada di level Rp 16.302 per dolar AS.
Kurs tengah Jisdor pada Senin (16/6/2025) menunjukkan pelemahan rupiah ke level Rp 16.296 per dolar AS, dibandingkan Rp 16.293 per dolar AS pada Jumat (13/6/2025).
Meskipun ada potensi pelemahan rupiah hingga Rp 16.300, Ariston memperkirakan adanya support di kisaran Rp 16.200. Pergerakan rupiah ke depan masih sangat bergantung pada perkembangan situasi geopolitik dan keputusan kebijakan moneter global.
Secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah di tengah pekan ini menunjukkan dinamika yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Ketidakpastian tetap ada, namun para pengamat tetap optimistis dengan fundamental ekonomi Indonesia.