Gianluigi Buffon, legenda Timnas Italia, secara mengejutkan memblokir rencana Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk menunjuk Jose Mourinho sebagai pelatih baru. Meskipun sponsor siap menanggung sebagian gaji Mourinho, penolakan Buffon menjadi penghalang utama. Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat Mourinho memiliki rekam jejak yang gemilang, termasuk membawa Inter Milan meraih treble winners pada 2010.
Laporan dari La Repubblica mengungkap detail menarik di balik penolakan tersebut. Buffon, yang kini menjabat sebagai Kepala Delegasi Timnas Italia, berpendapat bahwa Azzurri membutuhkan sosok yang berbeda untuk menghadapi tantangan kualifikasi Piala Dunia 2026.
Penolakan Buffon terhadap Mourinho: Sebuah Strategi atau Perbedaan Visi?
Buffon meyakini Italia membutuhkan seorang legenda sejati, bukan hanya pelatih ulung. Menurutnya, sosok tersebut harus mampu membangkitkan semangat juang Azzurri yang baru saja gagal lolos ke dua Piala Dunia terakhir (2018 dan 2022).
Selain itu, terdapat kendala finansial dari Fenerbahce, klub Mourinho saat ini. Mereka menolak melepas pelatihnya tanpa kompensasi yang layak. FIGC harus mempertimbangkan aspek ini.
Profil Pelatih yang Dibutuhkan Timnas Italia: Lebih dari Sekadar Prestasi
Kegagalan Timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018 dan 2022 menjadi sorotan utama. FIGC menyadari perlunya perubahan signifikan untuk meningkatkan performa tim. Buffon menilai Mourinho, meskipun berprestasi, mungkin bukan sosok yang tepat.
Buffon menginginkan pelatih yang bukan hanya memiliki rekam jejak gemilang, tetapi juga memahami jiwa dan semangat Timnas Italia. Lebih dari sekadar taktik dan strategi, pelatih tersebut harus mampu menyatukan tim dan membangkitkan semangat juang para pemain.
Gennaro Gattuso: Pilihan FIGC Setelah Penolakan Mourinho
Pada akhirnya, FIGC memilih Gennaro Gattuso, pemenang Piala Dunia 2006 bersama Buffon, sebagai pelatih baru. Keputusan ini diambil setelah diskusi panjang dengan presiden FIGC dan beberapa profesional sepak bola lainnya.
Buffon sendiri menjelaskan alasan di balik pemilihan Gattuso. Menurutnya, Gattuso adalah sosok yang tepat untuk saat ini. Apakah keputusan tersebut tepat atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.
Buffon menambahkan bahwa keberhasilan atau kegagalan Gattuso akan menentukan apakah keputusan ini tepat atau salah. Ia menekankan pentingnya evaluasi dan kesiapan untuk menyesuaikan strategi jika perlu.
Meskipun Mourinho merupakan kandidat kuat, penolakan Buffon dan kendala finansial dari Fenerbahce mengarah pada pilihan yang berbeda. FIGC berharap Gattuso dapat membawa Timnas Italia kembali ke jalur kemenangan dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Pernyataan Buffon mengenai pelatih yang “sesuai dengan kebutuhan tim” menjadi kunci pemahaman atas keputusan ini. FIGC mungkin melihat Gattuso sebagai sosok yang lebih memahami kultur dan karakter Timnas Italia dibandingkan Mourinho.
Secara keseluruhan, saga perekrutan pelatih Timnas Italia ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana faktor non-teknis, seperti kultur tim dan dukungan internal, dapat memengaruhi pengambilan keputusan di level tertinggi sepak bola profesional. Hanya waktu yang akan menentukan apakah pemilihan Gattuso merupakan langkah tepat dalam membangun kembali kekuatan Azzurri.