Perang antara Israel dan Iran pecah pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025. Serangan udara Israel menargetkan sejumlah fasilitas nuklir dan rudal di Iran, menyebabkan korban jiwa di kalangan komandan militer dan ilmuwan penting Iran. Insiden ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang telah lama berlangsung antara kedua negara.
Ketegangan semakin meningkat setelah serangan lanjutan pada Minggu, 15 Juni 2025, yang menyasar Kantor Kementerian Pertahanan Iran di Teheran. Serangan tersebut, meskipun menyebabkan kerusakan ringan, menunjukkan determinasi Israel dalam melancarkan aksinya.
Serangan Israel dan Respons Internasional
Serangan Israel memicu reaksi keras dari berbagai pihak di dunia. Berbagai negara dan pemimpin dunia mengecam tindakan tersebut, sementara Iran bersumpah akan membalas.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia pada 21 Juni 2025, menyatakan penolakan Moskow terhadap penyebaran senjata pemusnah massal. Ia menekankan dukungan Rusia terhadap hak Iran untuk mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai, mengingat IAEA belum menemukan bukti pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.
Putin juga menyambut baik fatwa Iran yang melarang senjata nuklir, menganggapnya sebagai langkah penting yang harus diperhatikan secara serius. Rusia, menurut Putin, siap membantu Iran dalam pengembangan energi nuklir yang damai.
Profil Vladimir Putin dan Pandangannya terhadap Konflik
Vladimir Putin, tokoh berpengaruh dalam politik global, memiliki latar belakang yang menarik. Mantan agen KGB ini dikenal sebagai seorang yang disegani dan bahkan ditakuti di dunia internasional.
Minat Putin pada seni bela diri, khususnya Sambo dan Judo, juga menarik perhatian. Ia memiliki sabuk hitam dalam kedua bela diri tersebut dan bahkan tercatat dalam peringkat Internasional Judo Federation pada tahun 2012. Keahliannya dalam bela diri ini mencerminkan disiplin dan ketegasannya.
Konflik Ukraina dan Pernyataan Putin
Di tengah konflik Israel-Iran, Putin juga menyoroti pentingnya netralitas Ukraina, tanpa afiliasi militer dan senjata nuklir, untuk stabilitas regional yang berkelanjutan.
Ia mendesak Ukraina untuk mengakui hasil referendum di empat wilayah Ukraina, memperingatkan bahwa pengabaian hal tersebut dapat memicu konflik bersenjata baru. Pernyataan Putin ini menunjukkan fokusnya pada stabilitas regional, tetapi juga memperlihatkan sikap tegasnya terhadap Ukraina.
Perang antara Israel dan Iran merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan dan berpotensi memicu konflik regional yang lebih luas. Pernyataan Putin, baik mengenai konflik Israel-Iran maupun situasi di Ukraina, menunjukkan peran Rusia yang signifikan dalam gejolak geopolitik saat ini. Reaksi internasional terhadap serangan Israel dan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan akan menjadi kunci dalam menentukan perkembangan situasi selanjutnya. Keberadaan pemimpin berpengaruh seperti Putin, dengan latar belakang dan pandangannya yang unik, semakin menambah kompleksitas situasi ini.