Pilates, olahraga yang gerakannya tampak sederhana, ternyata menyimpan tantangan tersendiri bagi pemula. Banyak yang mengira pilates mudah karena gerakannya terlihat simpel. Namun, realitanya berbeda, terutama bagi mereka yang jarang berolahraga. Pengalaman beberapa praktisi pilates membuktikan hal ini.
Artikel ini akan mengulas pengalaman nyata beberapa individu dalam menjalani kelas pilates untuk pertama kalinya. Mereka berbagi kisah bagaimana pilates, meski terlihat mudah, justru menantang fisik dan mental mereka. Mari kita simak selengkapnya.
Tantangan Awal Mengikuti Kelas Pilates
Bagi Biya (24), pengalaman pertamanya di kelas pilates cukup menguras tenaga. Ia terkejut menyadari kelemahan otot inti tubuhnya.
Plank selama 10 detik saja sudah membuatnya gemetar. Padahal, ia telah mengikuti kelas pilates selama empat bulan.
Biya mengaku kesulitan karena otot-otot yang selama ini jarang digunakan harus dipaksa bekerja. Hal ini membuatnya lemas dan gemetar.
Kelemahan Otot Inti dan Pengaturan Napas
Kelemahan otot inti tubuh menjadi tantangan utama bagi Biya. Ia juga mengalami kesulitan mengatur napas, terutama saat melakukan gerakan yang lebih kompleks.
Menahan napas saat melakukan gerakan pilates adalah kesalahan umum. Padahal, pengaturan napas merupakan elemen penting dalam pilates.
Koordinasi gerakan dan kontrol pernafasan membutuhkan konsentrasi tinggi. Hal ini juga menguras mental dan fokus Biya.
Postur Tubuh yang Salah
Biya juga menyadari kesalahan postur tubuhnya selama ini. Postur dan penggunaan otot yang salah saat mengangkat barang atau duduk membuat tubuhnya mudah lelah.
Pilates membantu Biya memperbaiki postur dan penggunaan otot yang benar. Hal ini penting untuk mencegah cedera dan meningkatkan efisiensi gerakan.
Mengatasi Kesulitan dan Meraih Kemajuan
Meskipun awalnya mengalami kesulitan, Biya dan Virdha (27) mengalami kemajuan setelah beberapa sesi pilates.
Biya merasakan kemajuan signifikan setelah 6-8 sesi. Tubuhnya mulai terbiasa dengan gerakan-gerakan pilates.
Ia juga mulai memahami arahan instruktur dan lebih terfokus dalam setiap gerakan. Hal ini membuat pengalaman pilatesnya semakin menyenangkan.
Virdha, yang telah melakukan pilates selama delapan bulan, mengatakan koordinasi napas dan gerakan menjadi lebih mudah setelah dua bulan.
Ia merasakan peningkatan kekuatan dan fleksibilitas tubuhnya. Kemajuan ini memotivasinya untuk terus berlatih pilates.
Kesimpulan: Perjalanan Menuju Tubuh yang Lebih Kuat dan Fleksibel
Pengalaman Biya dan Virdha menunjukkan bahwa pilates, meskipun tampak mudah, memerlukan komitmen dan kesabaran. Tantangan awal yang mereka hadapi, seperti kelemahan otot inti, kesulitan mengatur napas, dan postur tubuh yang salah, merupakan hal yang umum terjadi pada pemula.
Namun, dengan konsistensi dan latihan, kemajuan akan terlihat. Pilates tidak hanya meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas, tetapi juga kesadaran tubuh dan kontrol pernafasan. Ini menjadi bukti bahwa perjalanan menuju tubuh yang lebih sehat dan kuat membutuhkan proses dan kesabaran.
Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki tingkat kebugaran yang berbeda. Jangan berkecil hati jika mengalami kesulitan di awal. Yang terpenting adalah konsistensi dan mendengarkan tubuh.