Satu tahun menjelang Piala Dunia FIFA 2026, semangat persiapan sudah terasa di 11 kota tuan rumah di Amerika Serikat. Bukan sekadar menggelar pertandingan, kota-kota ini berlomba-lomba mewujudkan dampak positif jangka panjang bagi masyarakatnya. Inisiatif yang beragam dan inovatif dirancang untuk memastikan Piala Dunia bukan hanya menjadi event olahraga semata, tetapi juga katalisator perubahan sosial dan ekonomi.
Para perwakilan dari kota-kota tuan rumah mempresentasikan rencana-rencana ambisius tersebut pada sebuah panel di Paley Center for Media, New York. Presentasi ini menyoroti komitmen mereka dalam menciptakan warisan berkelanjutan dari ajang sepak bola akbar ini.
Warisan Budaya yang Bermakna: Lebih dari Sekadar Pertandingan
Kota-kota tuan rumah menyadari pentingnya integrasi budaya dalam penyelenggaraan Piala Dunia. Mereka berupaya melibatkan komunitas lokal untuk menciptakan suasana perayaan yang inklusif dan autentik. Salah satu contoh nyata adalah Proyek Warisan Seni China-Amerika di Seattle.
Proyek yang didanai sebesar US$250.000 ini akan menyoroti kontribusi historis warga keturunan Tionghoa-Amerika di Distrik Pecinan-Internasional. April Putney, perwakilan komite tuan rumah Seattle, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari pendekatan “warisan berbasis masyarakat” yang diusung kota tersebut.
Seattle ingin memastikan bahwa partisipasi komunitas lokal bukan sekadar simbolis, tetapi berdampak langsung bagi kehidupan mereka. Distrik Pecinan, yang berdekatan dengan stadion, akan menjadi pusat program penggemar dan budaya Seattle selama Piala Dunia.
Investasi Infrastruktur dan Peluang Pemuda: Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Selain aspek budaya, investasi infrastruktur menjadi fokus utama kota-kota tuan rumah. Proyek-proyek ini dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di jangka panjang.
Los Angeles misalnya, menyalurkan dana hibah kepada organisasi nirlaba masyarakat. Sementara itu, Kansas City menguji coba model transit regional baru untuk mempermudah mobilitas penonton dan warga selama dan setelah Piala Dunia.
Dallas berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur sepak bola remaja dan kapasitas media. Investasi ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda dan memperkuat ekosistem sepak bola di kota tersebut. Miami, di sisi lain, mengkurasi Festival Penggemar yang kaya akan budaya.
Menciptakan Piala Dunia yang Inklusif dan Berdampak
FIFA mengawasi struktur kompetisi turnamen, namun kota-kota tuan rumah memiliki otonomi dalam menciptakan program dan inisiatif yang relevan dengan kebutuhan lokal. Zona tontonan publik gratis, kemitraan akar rumput, dan upaya penjenamaan regional menjadi strategi kunci.
Strategi ini bertujuan memanfaatkan momentum Piala Dunia untuk mendorong perubahan sosial positif. Tujuannya adalah menciptakan warisan yang bermanfaat bagi masyarakat jauh setelah pertandingan terakhir berakhir.
Piala Dunia FIFA 2026 akan digelar di 16 kota di AS, Kanada, dan Meksiko. AS akan menjadi tuan rumah bagi 60 pertandingan, termasuk pertandingan final. Komitmen kota-kota tuan rumah dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan menunjukkan lebih dari sekadar semangat perayaan sepak bola, tetapi juga visi pembangunan berkelanjutan. Inisiatif-inisiatif yang dirancang dengan cermat ini akan meninggalkan warisan abadi yang menguntungkan masyarakat untuk generasi mendatang.