Aktor Jefri Nichol baru-baru ini mengungkapkan kebiasaan menelepon kekasihnya, Ameera Khan, selama berjam-jam, bahkan hingga 48 jam. Hubungan jarak jauh (LDR) yang mereka jalani menjadi alasan utama kebiasaan tersebut. Namun, hal ini memunculkan pertanyaan: apakah menelepon pasangan berjam-jam merupakan tanda posesif?
Pertanyaan ini perlu dikaji lebih dalam, karena intensitas komunikasi tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat posesifitas seseorang. Memahami perilaku posesif membutuhkan pemahaman yang lebih menyeluruh daripada sekedar durasi panggilan telepon.
Apakah Telepon Pacar Berjam-jam Tanda Posesif?
Elly Nagasaputra, MK, CHt, seorang konselor keluarga, menjelaskan bahwa menentukan seseorang posesif tidak semata-mata dilihat dari seberapa sering mereka menghubungi pasangannya atau lamanya durasi panggilan telepon. Terdapat berbagai faktor dan perilaku lain yang perlu dipertimbangkan.
Ia menambahkan bahwa sering meminta kabar atau teleponan lama belum tentu menandakan perilaku posesif. Definisi posesif sendiri memiliki cakupan yang jauh lebih luas.
Faktor-faktor yang Menentukan Perilaku Posesif
Perilaku posesif tidak hanya terbatas pada seberapa sering menghubungi pasangan. Konteks dan niat dari komunikasi jauh lebih penting untuk dipertimbangkan.
Meminta kabar dengan frekuensi tinggi tidak serta merta menunjukkan perilaku posesif yang tidak sehat. Penting untuk membedakan antara perhatian tulus dan kontrol yang berlebihan.
Membangun Hubungan yang Sehat
Durasi komunikasi yang panjang, seperti yang dilakukan Jefri Nichol dan Ameera Khan, tidak selalu mencerminkan perilaku posesif. Kepercayaan, kenyamanan, dan kebebasan merupakan fondasi penting dalam hubungan yang sehat.
Namun, penting untuk menyadari batasan dan memahami kebutuhan masing-masing individu dalam hubungan. Komunikasi yang terbuka dan jujur akan membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis. Saling memahami dan menghargai ruang pribadi satu sama lain adalah kunci utama.
Hubungan yang sehat dibangun di atas rasa saling percaya, bukan kontrol. Perilaku posesif seringkali muncul dari rasa tidak aman dan ketakutan kehilangan. Oleh karena itu, penting untuk membangun rasa percaya dan keamanan dalam hubungan agar terhindar dari perilaku posesif yang merusak.
Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan unik dan memiliki dinamika tersendiri. Apa yang dianggap normal dalam satu hubungan, belum tentu normal dalam hubungan lainnya. Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk memahami kebutuhan dan harapan masing-masing pasangan, serta membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Fokus utama adalah pada rasa saling menghormati dan menghargai, bukan durasi panggilan telepon.