Prasetyo Edi Marsudi, politisi senior PDI Perjuangan, tegas membantah klaim Beathor Suryadi terkait keterlibatannya dalam Pilgub DKI Jakarta 2012. Bantahan ini muncul sebagai respons atas pernyataan Beathor yang dinilai Prasetyo tidak berdasar dan menyesatkan publik. Prasetyo, yang saat itu menjabat sebagai Bendahara Tim Pemenangan Jokowi-Ahok, memberikan penjelasan detail mengenai proses Pilgub tersebut untuk meluruskan informasi yang keliru.
Beathor Suryadi Tak Terdaftar dalam Tim Pemenangan Jokowi-Ahok
Prasetyo dengan lugas menyatakan bahwa Beathor Suryadi tidak pernah tercatat sebagai bagian dari tim pemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2012. Ia menekankan bahwa tim tersebut dibentuk secara resmi oleh PDI Perjuangan dan Gerindra, dan diajukan ke KPUD DKI Jakarta.
Tim pemenangan, menurut Prasetyo, terdiri dari kader-kader handal dari kedua partai koalisi. Proses pengajuan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pun dilakukan secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik.
Proses Pendaftaran Jokowi-Ahok ke KPUD DKI Jakarta
Prasetyo menjelaskan secara detail proses administrasi pendaftaran Jokowi-Ahok. Beberapa individu yang bertanggung jawab atas hal ini antara lain Marihot Napitupulu (Kepala Sekretariat Tim Pemenangan), M Syarif (dari Gerindra), dan Isnaini (dari Solo).
Semua persyaratan administrasi dipenuhi secara lengkap dan resmi. Pendaftaran dilakukan sesuai prosedur yang berlaku dan tercatat di KPUD DKI Jakarta. Tidak ada catatan keterlibatan Beathor Suryadi dalam proses ini.
Pertanyaan Mengenai Sumber Informasi Beathor Suryadi
Prasetyo mempertanyakan motif dan sumber informasi Beathor Suryadi. Ia menyayangkan munculnya pernyataan-pernyataan yang dinilai tanpa dasar dan mengaburkan fakta Pilgub DKI Jakarta 2012.
Prasetyo meminta Beathor untuk menjelaskan dasar pernyataannya. Ia juga mempertanyakan kapasitas Beathor dalam berkomentar, mengingat yang bersangkutan tidak pernah terlibat dalam tim pemenangan.
Ketidakjelasan Sumber Informasi
Pernyataan-pernyataan Beathor dinilai Prasetyo hanya berupa “katanya” dan “katanya” tanpa bukti yang kuat. Hal ini menimbulkan keraguan akan kredibilitas informasi yang disampaikan.
Informasi yang disampaikan Beathor dianggap sebagai informasi tidak langsung dan kebenarannya masih dipertanyakan. Prasetyo meminta Beathor untuk menunjukkan bukti yang valid untuk mendukung klaimnya.
Kapasitas Beathor Suryadi
Prasetyo juga mempertanyakan kapasitas Beathor Suryadi dalam berkomentar terkait Pilgub DKI Jakarta 2012. Ia mempertanyakan peran dan status Beathor dalam partai.
Apakah Beathor berbicara sebagai kader PDI Perjuangan atau dalam kapasitas pribadi? Pertanyaan ini penting untuk menilai kredibilitas dan objektivitas pernyataannya.
Penjelasan rinci mengenai proses Pilgub DKI Jakarta 2012 yang diberikan oleh Prasetyo Edi Marsudi bertujuan untuk meluruskan informasi yang keliru dan memberikan gambaran yang lebih akurat kepada publik. Bantahan tegas terhadap pernyataan Beathor Suryadi sekaligus menegaskan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas proses demokrasi. Ketidakjelasan sumber informasi dan kapasitas Beathor dalam berkomentar menjadi sorotan utama dalam polemik ini. Semoga ke depannya, setiap pernyataan publik didasari fakta dan bukti yang akurat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.