Lionel Messi, legenda sepak bola dunia, kembali menjadi perbincangan hangat. Namun kali ini, bukan karena gol-gol spektakulernya, melainkan karena sebuah insiden kontroversial yang mengundang kecaman dari berbagai pihak.
Dalam laga pembuka Piala Dunia Antarklub 2025 antara Inter Miami dan Al Ahly, Messi terlibat dalam insiden yang dinilai tidak sportif. Aksi tersebut terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.
Aksi Menanduk Lawan di Piala Dunia Antarklub
Pertandingan yang berlangsung di Hard Rock Stadium, Minggu (15/6/2025), berakhir imbang 0-0. Messi bermain penuh selama 90 menit, mencatatkan lima percobaan tembakan namun gagal mencetak gol.
Namun, bukan hasil pertandingan yang menjadi sorotan utama. Publik justru lebih tertuju pada momen kontroversial antara Messi dan bek Al Ahly, Yasser Ibrahim.
Dalam sebuah insiden di dekat kotak penalti, Messi terlihat menanduk Ibrahim. Aksi ini menimbulkan reaksi beragam dari berbagai kalangan, terutama para penggemar sepak bola.
VAR Tak Menjatuhkan Sanksi
Insiden tersebut kemudian ditinjau oleh VAR (Video Assistant Referee). Namun, wasit yang memimpin pertandingan memutuskan untuk tidak memberikan sanksi kepada Messi.
Baik Messi maupun Ibrahim tidak mendapatkan kartu kuning atau merah. Keputusan wasit ini pun memicu gelombang protes dari berbagai penjuru.
Banyak yang berpendapat bahwa Messi mendapat perlakuan istimewa. Aksi menanduk lawan biasanya berbuah kartu merah, namun dalam kasus ini, Messi lolos dari hukuman.
Kritik Publik dan Perdebatan Keadilan
Media sosial dibanjiri komentar-komentar yang mengecam aksi Messi. Banyak warganet yang menilai tindakan tersebut tidak sportif dan tidak pantas dilakukan oleh seorang pemain sekaliber Messi.
Beberapa warganet bahkan menuding wasit memberikan perlakuan khusus kepada Messi. “Messi adalah pemain yang paling dilindungi sepanjang masa,” tulis seorang pengguna media sosial.
Pengguna media sosial lainnya juga berpendapat bahwa seharusnya Messi mendapat kartu merah. “Biasanya itu kartu merah langsung,” tulis komentar lain.
Meski diakui sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa, status Messi tak seharusnya menjadi alasan untuk menerapkan standar yang berbeda dalam penegakan aturan di lapangan.
Kejadian ini memicu perdebatan panjang mengenai keadilan dan standar penerapan aturan dalam sepak bola profesional. Apakah status legenda seorang pemain harus dipertimbangkan dalam penjatuhan sanksi?
Insiden ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya sportivitas dan penerapan aturan yang adil bagi semua pemain, tanpa memandang status atau reputasi mereka. Semoga ke depan, kejadian serupa dapat dihindari dan keadilan dapat ditegakkan secara konsisten di lapangan hijau.
Sumber: Givemesport dan berbagai sumber media sosial.