Serangan Israel terhadap Iran pada 12 Juni 2025 mengakibatkan guncangan besar di pasar kripto global. Kapitalisasi pasar yang sempat mencapai puncaknya di 3,4 triliun dollar AS, merosot tajam hingga lebih dari 160 miliar dollar AS (sekitar Rp 2,6 kuadriliun) dalam waktu kurang dari seminggu. Ketidakpastian geopolitik yang meningkat menjadi penyebab utama anjloknya nilai aset kripto.
Dampak Geopolitik terhadap Pasar Kripto
Operasi militer Israel yang diberi kode “Operation Rising Lion” menargetkan fasilitas nuklir Iran, program rudal balistik, dan kepemimpinan militernya. Serangan ini memicu kekhawatiran global yang signifikan, berdampak luas pada berbagai aset berisiko, termasuk pasar kripto.
Investor kripto, yang sebelumnya cenderung menerapkan strategi “buy the dip” (beli saat harga rendah), kini lebih memilih sikap “wait and see” (menunggu dan mengamati). Hal ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian di tengah ketidakpastian situasi internasional.
Volume perdagangan kripto juga mengalami penurunan, dari 125,18 miliar dollar AS menjadi 117,71 miliar dollar AS. Penurunan ini menunjukkan menurunnya aktivitas perdagangan di pasar kripto.
Anjloknya Harga Aset Kripto Utama
Meskipun aset kripto sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko makroekonomi, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) pun tak luput dari dampak negatif konflik Israel-Iran. Keduanya mengalami penurunan harga, menunjukkan bahwa bahkan aset kripto terbesar sekalipun rentan terhadap sentimen pasar yang negatif.
Beberapa altcoin utama, seperti XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA), mencatat kerugian mingguan yang cukup besar, mendekati dua digit. Bitcoin, meski masih bertahan di atas 105.000 dollar AS, kesulitan untuk pulih dan kembali mengalami peningkatan harga. Arus masuk dana positif dari produk ETF pun belum mampu membalikkan tren penurunan ini.
Analisis dan Prospek Pasar Kripto
Pasar saham juga mengalami volatilitas tinggi sebagai respons terhadap konflik tersebut. Harga minyak sempat melonjak, namun kemudian turun karena spekulasi bahwa konflik akan tetap bersifat regional. Namun, dampaknya terhadap pasar kripto jauh lebih signifikan dan terlihat lebih cepat.
Kejadian ini menunjukkan bahwa meskipun aset kripto sering dipromosikan sebagai investasi yang terdiversifikasi, mereka tetap rentan terhadap peristiwa geopolitik besar. Ketidakpastian geopolitik menyebabkan investor mencari aset yang dianggap lebih aman, mengakibatkan penurunan harga aset-aset berisiko, termasuk kripto.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketika ketegangan global meningkat secara drastis, investor cenderung menghindari aset-aset berisiko, termasuk kripto, meskipun potensi keuntungan jangka panjang tetap ada. Perkembangan situasi Israel dan Iran akan terus dipantau karena akan sangat mempengaruhi pergerakan harga aset kripto ke depannya. Para investor perlu tetap waspada dan melakukan analisis risiko secara matang sebelum melakukan investasi di pasar kripto.