Penyanyi kenamaan Justin Bieber baru-baru ini mencurahkan isi hatinya di Instagram tentang kelelahannya menghadapi hubungan transaksional. Unggahan tersebut langsung menarik perhatian publik dan memicu diskusi mengenai dinamika hubungan interpersonal. Pernyataan Bieber ini kemudian diulas oleh psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal, Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi., memberikan pencerahan mengenai konsep hubungan transaksional dalam konteks psikologi.
Unggahan Bieber memicu pertanyaan penting mengenai kesehatan hubungan dan bagaimana seharusnya cinta yang tulus dijalani. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana menentukan apakah sebuah hubungan bersifat transaksional atau sehat, serta bagaimana cara mengatasi dinamika hubungan yang tidak sehat.
Memahami Hubungan Transaksional Menurut Psikologi
Dr. Pingkan menjelaskan bahwa dalam ilmu psikologi sosial, hubungan transaksional dikenal sebagai *exchange norm*. Hubungan ini diwarnai oleh perhitungan timbal balik. Seseorang merasa perlu melakukan sesuatu agar mendapatkan balasan serupa dari pasangannya.
Hal ini berbeda dengan hubungan yang sehat. Dalam hubungan yang sehat, tindakan dilakukan demi hubungan itu sendiri, bukan demi mendapatkan imbalan dari pasangan. Tujuannya adalah kebahagiaan bersama dan keberlangsungan hubungan, bukan hanya keuntungan pribadi.
Perbedaan Hubungan Transaksional dan *Systemic Transactional Model*
Konsep *Systemic Transactional Model* melihat hubungan sebagai sebuah sistem yang saling bergantung (*interdependence*). Model ini berbeda dengan pemahaman hubungan transaksional yang bersifat perhitungan.
Dalam *Systemic Transactional Model*, tindakan seseorang berdampak pada keseluruhan sistem hubungan dan pasangannya. Misalnya, stres yang dialami satu pihak akan dirasakan oleh pasangannya, dan sebaliknya, dukungan dari pasangan dapat membantu meredakan stres tersebut. Hubungan Justin Bieber, menurut Dr. Pingkan, lebih mendekati *exchange norm* daripada *Systemic Transactional Model*.
Curhatan Justin Bieber dan Implikasinya pada Hubungan
Justin Bieber menulis di Instagram, “Lelah dengan hubungan yang transaksional. Jika aku harus melakukan sesuatu agar dicintai, itu bukan cinta.” Ungkapan ini menggambarkan kecemasan yang dirasakan Bieber mengenai hubungannya.
Pernyataan Bieber sebelumnya juga memperlihatkan keinginannya akan cinta tanpa syarat. Ia mengaku kelelahan karena merasa harus selalu membuktikan dirinya layak dicintai. Meskipun sang istri, Hailey Bieber, menyangkal rumor perceraian, ungkapan jujur Justin Bieber ini membuka diskusi publik tentang tantangan dalam mempertahankan hubungan yang sehat. Perlu diingat bahwa setiap hubungan memiliki dinamika unik, dan penting untuk berkomunikasi secara terbuka untuk membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan.
Ungkapan Justin Bieber tentang kelelahan menghadapi hubungan transaksional menjadi cerminan bagi banyak orang. Ia mengingatkan kita untuk memperhatikan kesehatan hubungan dan mencari cinta yang tulus, bukan cinta yang berdasarkan perhitungan dan imbalan. Semoga curhatannya ini dapat menjadi refleksi bagi semua orang untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.