Pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi, harus mengakui kekalahan di final Indonesia Open 2025. Kegagalan ini menandai empat tahun beruntun Indonesia tanpa gelar di turnamen bergengsi level Super 1000 tersebut. Pertandingan final yang menegangkan melawan pasangan Korea Selatan, Kim Won-ho/Seo Seung-jae, berakhir dengan skor 21-18, 19-21, 12-21. Meskipun sempat unggul di awal pertandingan, Sabar/Reza akhirnya tak mampu mempertahankan momentum.
Kegagalan ini menjadi catatan pahit bagi bulu tangkis Indonesia, mengingat dominasi yang pernah dicapai di masa lalu. Pertandingan final Indonesia Open 2025 menjadi sorotan, bukan hanya karena persaingan ketat antar pemain, tetapi juga karena konteks lebih luas mengenai prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah internasional.
Perjalanan Menuju Final yang Penuh Tantangan
Sabar/Reza memulai pertandingan dengan sangat baik. Mereka unggul jauh 9-1 di game pertama dan berhasil mengamankan kemenangan 21-18 dengan permainan yang trengginas. Namun, situasi berbalik di game kedua.
Pasangan Indonesia sempat tertinggal jauh, 1-5 kemudian 6-11 di interval. Upaya mengejar ketertinggalan di game kedua berakhir dengan kekalahan 19-21. Kondisi fisik yang mulai menurun tampak menjadi faktor penentu.
Perlawanan Gigih yang Berakhir dengan Kekalahan
Di game penentuan, Sabar/Reza kembali menghadapi tekanan berat. Mereka tertinggal 0-4 di awal game ketiga. Meskipun sempat menipiskan jarak, Kim/Seo mampu menjaga keunggulan dan memimpin 11-7 saat interval.
Setelah interval, pasangan Korea Selatan terus menekan. Sabar/Reza mencoba mengejar, namun keunggulan Kim/Seo semakin tak terkejar. Kesalahan pengembalian bola pada poin-poin krusial turut menyumbang kekalahan 12-21. Kondisi fisik yang menurun jelas menjadi hambatan bagi Sabar/Reza.
Faktor Penentu Kekalahan
Ketahanan fisik menjadi faktor kunci dalam kekalahan Sabar/Reza. Pertandingan semifinal yang melelahkan melawan pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Tee Kai Wun, tampaknya berdampak signifikan pada performa mereka di final. Mereka menang rubber game 21-18, 12-21, 21-18 di semifinal.
Tekanan mental juga kemungkinan memainkan peran penting. Bermain di hadapan pendukung sendiri, di Istora Senayan, mungkin memberikan tekanan tambahan yang mempengaruhi performa mereka di game-game krusial.
Puasa Gelar Indonesia Open Berlanjut
Kekalahan Sabar/Reza memastikan Indonesia kembali gagal meraih gelar Indonesia Open untuk keempat kalinya berturut-turut. Gelar terakhir Indonesia Open dimenangkan oleh Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada 2021.
Rekor terbaik Indonesia di Indonesia Open adalah pada 2018, saat Kevin/Marcus dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih gelar juara di nomor ganda putra dan ganda campuran. Prestasi tersebut menjadi gambaran betapa beratnya tantangan yang dihadapi Sabar/Reza dan para pemain Indonesia lainnya dalam mempertahankan dominasi di turnamen ini.
Meskipun gagal meraih gelar juara, pencapaian Sabar/Reza merupakan sebuah prestasi tersendiri. Lolos ke final Indonesia Open 2025 merupakan pencapaian bersejarah bagi mereka, mengingat ini adalah final Super 1000 pertama mereka. Perjuangan mereka yang gigih patut diapresiasi.
Ke depan, persiapan fisik dan mental yang lebih matang perlu menjadi fokus utama bagi para pemain Indonesia agar dapat kembali bersaing di level tertinggi dan merebut kembali kejayaan bulu tangkis Indonesia di kancah internasional. Kegagalan ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan strategi dan taktik di turnamen-turnamen berikutnya.