Baru-baru ini, sebuah video beredar di media sosial yang mengaitkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Video tersebut menyebarkan narasi keliru bahwa Tito Karnavian merupakan anak kandung Dipa Nusantara Aidit, petinggi PKI, dan sekaligus antek Presiden Joko Widodo.
Klaim ini telah beredar luas sejak Juni 2025 dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Kompas.com melakukan penelusuran fakta untuk mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut.
Klarifikasi Hoaks: Tito Karnavian Bukan Anak DN Aidit
Setelah melakukan penelusuran, klaim tersebut terbukti tidak berdasar dan merupakan informasi yang salah. Tidak ada bukti historis yang mendukung hubungan keluarga antara Tito Karnavian dan DN Aidit.
Informasi mengenai silsilah keluarga Tito Karnavian telah dikonfirmasi dan tersedia secara publik. Hal ini membantah klaim yang beredar.
Silsilah Keluarga Tito Karnavian
Tito Karnavian lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 26 Oktober 1964. Ayahnya bernama Achmad Saleh, seorang wartawan RRI, dan ibunya bernama Kordiah.
Latar belakang keluarga Tito Karnavian tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan PKI maupun DN Aidit.
Informasi mengenai latar belakang keluarga ini telah diverifikasi dan dapat diakses melalui berbagai sumber terpercaya.
Silsilah Keluarga DN Aidit dan Perbedaannya
Dipa Nusantara Aidit, tokoh penting PKI, diketahui memiliki lima orang anak.
Kelima anak DN Aidit adalah Ilham Aidit, Ibarruri Putri Alam, Ilya Aidit, Iwan Aidit, dan Irfan Aidit.
Tidak ada satupun nama dari anak-anak DN Aidit yang sama atau memiliki keterkaitan dengan Tito Karnavian.
Perbedaan nama dan informasi keluarga secara jelas membantah klaim yang mengaitkan Tito Karnavian dengan DN Aidit.
Kesimpulannya, klaim yang menyatakan Tito Karnavian sebagai anak kandung DN Aidit adalah hoaks. Informasi ini tidak memiliki dasar faktual dan telah dibantah oleh data silsilah keluarga Tito Karnavian yang akurat. Penyebaran informasi palsu seperti ini harus diwaspadai dan dihentikan untuk mencegah penyebaran misinformasi dan menjaga stabilitas sosial.
Penting bagi masyarakat untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih luas dan lebih bijak dalam menerima informasi dari media sosial.
Melalui klarifikasi ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan tidak terpengaruh oleh berita bohong yang dapat menimbulkan keresahan dan perpecahan.