Cara orangtua Indonesia mendidik anak dalam hal keuangan mengalami pergeseran signifikan. Generasi X, lahir antara tahun 1965-1980, lebih fokus mengajarkan anak menabung di bank. Namun, generasi Millenial (1981-1996) dan Zillenial (1993-1998) mulai memperkenalkan investasi pasar modal sebagai alternatif.
Perubahan ini terungkap dari sebuah survei mengenai literasi keuangan lintas generasi di Indonesia. Survei tersebut mengungkap perbedaan mendasar dalam pendekatan edukasi keuangan antar generasi.
Generasi X: Era Tabungan Bank
Survei menunjukkan 93 persen orangtua Gen X telah mengenalkan tabungan bank kepada anak-anak mereka sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hal ini menunjukkan kebiasaan menabung sebagai pondasi utama pendidikan keuangan pada generasi ini.
Generasi Millenial dan Zillenial: Menggagas Investasi Pasar Modal
Di sisi lain, proporsi orangtua Millenial yang mengenalkan tabungan bank kepada anak-anaknya lebih rendah, yaitu 73 persen.
Namun, generasi Millenial dan Zillenial justru menjadi penggerak utama edukasi investasi pasar modal dalam keluarga.
Sebanyak 29 persen orangtua Millenial telah memperkenalkan pasar modal kepada anak-anak mereka, angka ini melampaui Gen X yang hanya 23 persen.
Angka ini bahkan lebih tinggi lagi di kalangan Zillenial, mencapai 34 persen.
Faktor Rendahnya Pengetahuan Investasi
Afifa, President Director PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), menjelaskan beberapa faktor penyebab rendahnya pengetahuan investasi di kalangan masyarakat.
Kurangnya literasi investasi orangtua di masa lalu, pemahaman investasi yang keliru, dan ketakutan akibat pernah menjadi korban penipuan investasi menjadi beberapa faktor penyebabnya.
Momentum Penting Edukasi Investasi Sehat
Afifa menekankan pentingnya hasil survei ini untuk mendorong lebih banyak orangtua membekali anak-anak dengan pemahaman investasi yang sehat dan bijak sejak dini.
MAMI, sebagai perusahaan manajer investasi, berkomitmen untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi investasi yang mudah diakses masyarakat Indonesia.
Pergeseran ini menandakan perubahan gaya hidup keuangan di Indonesia. Tidak hanya sekadar menabung, tetapi juga mulai melirik instrumen pasar modal yang menawarkan potensi keuntungan lebih besar di masa depan.
Kesimpulannya, perubahan pola edukasi keuangan anak-anak menunjukkan adaptasi terhadap perkembangan zaman dan instrumen keuangan yang tersedia. Penting bagi orangtua untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan bijak, mempertimbangkan perkembangan zaman dan risiko yang ada dalam setiap instrumen investasi. Edukasi keuangan yang tepat akan membantu anak-anak menghadapi tantangan keuangan di masa depan dengan lebih baik.