Beredarnya informasi di media sosial tentang sebuah jet tempur F-35 Israel yang ditembak jatuh Iran telah memicu klarifikasi dari berbagai pihak. Foto yang beredar secara luas diklaim sebagai bukti penembakan tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran Kompas.com, klaim ini ternyata tidak akurat.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap kebenaran di balik foto dan narasi yang beredar. Hasilnya menunjukkan adanya penyimpangan fakta yang perlu diluruskan kepada publik.
Narasi Hoaks Penembakan F-35 Israel
Sebuah unggahan di Facebook pada Sabtu, 14 Juni 2025, menyebarkan foto pesawat tempur jatuh dengan klaim bahwa pesawat tersebut adalah F-35 milik IDF Israel yang ditembak jatuh oleh Iran.
Narasi yang menyertai foto tersebut menyebutkan keberhasilan Iran menembak jatuh pesawat F-35 seharga 2 triliun rupiah dan penangkapan pilot wanita. Pesawat F-35 sendiri memang dikenal sebagai pesawat tempur paling canggih saat ini.
Namun, kebenaran klaim ini patut dipertanyakan, mengingat adanya perbedaan informasi yang signifikan antara klaim yang beredar dan fakta yang ditemukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com.
Penelusuran Fakta Foto Pesawat Jatuh
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan Google Lens untuk melacak asal-usul foto yang beredar. Hasil pencarian mengarahkan pada artikel di situs The Aviationist yang diterbitkan pada 28 Mei 2024.
Artikel tersebut melaporkan kecelakaan pesawat tempur F-35B di dekat Bandara Albuquerque (ABQ), New Mexico, Amerika Serikat. Pesawat tersebut jatuh sesaat setelah lepas landas. Untungnya, pilot selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Jelas terlihat bahwa foto yang beredar di media sosial telah digunakan di luar konteks aslinya. Foto tersebut menggambarkan kecelakaan di Amerika Serikat, bukan penembakan di Iran.
Klarifikasi Pihak Berwenang dan Bantahan Terhadap Klaim Iran
Sementara itu, klaim Iran tentang penembakan F-35 Israel memang muncul. Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan peristiwa tersebut pada Sabtu, 14 Juni 2025, menyatakan pilot berhasil menyelamatkan diri sebelum pesawat jatuh dan ditangkap.
Namun, laporan ini langsung dibantah oleh Juru Bicara Israel Defense Forces (IDF), Letnan Kolonel Avichay Adraee. Ia menyebut laporan IRNA sebagai kebohongan dan informasi palsu.
Adraee juga membantah laporan sebelumnya dari kantor berita Iran, Tasnim, yang mengklaim penembakan dua jet tempur Israel dan penangkapan seorang pilot wanita. Ia menegaskan bahwa laporan tersebut tidak berdasar dan menuduh media Iran memalsukan informasi.
Perbedaan informasi yang sangat signifikan antara klaim Iran dan bantahan resmi pihak Israel semakin memperkuat kesimpulan bahwa narasi yang beredar di media sosial adalah hoaks.
Kesimpulannya, foto pesawat tempur yang jatuh bukanlah bukti penembakan F-35 Israel oleh Iran. Foto tersebut merupakan gambar kecelakaan F-35B di Albuquerque, New Mexico, AS. Klaim Iran tentang penembakan tersebut telah dibantah oleh pihak berwenang Israel. Penting bagi publik untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih luas, agar tidak ikut menyebarkan hoaks dan disinformasi.
Kejadian ini menyoroti pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Publik harus bijak dalam mengonsumsi informasi digital dan selalu merujuk pada sumber-sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terverifikasi.
