Mantan bintang Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono, kini memilih fokus pada peran barunya sebagai pelatih sepak bola di Tulungagung, Jawa Timur. Setelah beberapa waktu absen dari lapangan hijau, ia tampak lebih menikmati kehidupan di luar sorotan liga profesional. Keputusan ini diambil setelah berbagai pertimbangan, termasuk tawaran dari beberapa klub Liga 1.
Evan Dimas, yang namanya sempat viral karena perubahan fisiknya yang lebih kurus, memastikan dirinya dalam keadaan sehat dan tengah menikmati babak baru dalam kehidupannya. Ia membantah spekulasi mengenai kondisi kesehatannya dan menjelaskan perubahan tersebut merupakan bagian dari program pribadinya. Kehidupan barunya di Tulungagung jauh dari hiruk pikuk kompetisi profesional.
Mengawali Babak Baru di Tulungagung
Evan Dimas kini menghabiskan waktunya melatih anak-anak di SSB Saraswati, sebuah sekolah sepak bola yang berada di bawah naungan Sanggar Saraswati Nuswantara di Desa Mojoarum, Tulungagung. Ia tampak menikmati peran sebagai pelatih, berbagi ilmu dan pengalaman kepada generasi muda pesepakbola.
Lokasi SSB ini berada di sebuah sanggar yang juga menaungi kegiatan seni, budaya, sosial kemasyarakatan, olahraga, sains, dan teknologi. Lingkungan yang multidisiplin ini memberikan suasana yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.
Fokus Melatih, Tolak Tawaran Liga 1
Meskipun beberapa klub Liga 1 telah menghubunginya untuk kembali bermain secara profesional, Evan Dimas menegaskan dirinya belum tertarik. Ia lebih memilih untuk fokus mengasah kemampuan kepelatihannya di SSB Saraswati.
Pemain berusia 30 tahun ini merasa nyaman dengan aktivitasnya saat ini. Ia mendapatkan kepuasan tersendiri dalam membimbing para pemain muda dan menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui sepak bola.
Lisensi Kepelatihan dan Metode Pembinaan
Evan Dimas memiliki lisensi kepelatihan C yang diperoleh berdasarkan prestasinya bersama Timnas Indonesia. Lisensi ini menjadi bekal berharganya dalam membimbing anak didiknya.
Ia tidak hanya melatih teknik dan fisik bermain sepak bola, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter, kebersamaan, dan etos kerja yang baik. Pendekatan holistik ini menjadi ciri khas metode pembinaan yang diterapkannya.
Menjawab Keraguan dan Menata Masa Depan
Kehadiran Evan Dimas di SSB Saraswati menjadi bukti dedikasinya pada sepak bola Indonesia. Ia memilih jalur yang berbeda, bukan lagi sebagai pemain bintang, melainkan sebagai pelatih yang membina generasi penerus.
Meskipun sempat menimbulkan kekhawatiran publik karena perubahan fisiknya, Evan Dimas telah memberikan klarifikasi dan menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Ia kini fokus pada pengembangan diri sebagai pelatih dan membangun masa depannya di dunia sepak bola dari sisi yang berbeda.
Dengan pengalamannya sebagai pemain Timnas dan bekal lisensi kepelatihan, Evan Dimas memiliki potensi besar untuk menjadi pelatih handal di masa depan. Keputusan untuk fokus melatih di SSB saat ini menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia dari akar rumput. Ia telah membuktikan bahwa dedikasinya kepada sepak bola tidak pernah padam, meskipun caranya telah berubah. Kisah Evan Dimas menjadi inspirasi bagi para atlet untuk selalu mengejar passion dan menemukan kebahagiaan di luar lapangan hijau.