Elon Musk kembali menyuarakan kritik keras terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump. Kali ini, sorotan tajam tertuju pada rancangan undang-undang pajak dan belanja terbaru yang dinilai berpotensi menghancurkan perekonomian Amerika Serikat. Kritik pedas ini muncul beberapa minggu setelah Musk mengakhiri perseteruan sebelumnya dengan Trump terkait RUU yang sama, menandakan perbedaan pendapat yang mendalam antara keduanya mengenai arah kebijakan ekonomi negara. Pernyataan Musk ini memicu perdebatan sengit mengenai dampak jangka panjang dari revisi RUU tersebut.
Rancangan undang-undang yang kontroversial ini menimbulkan kekhawatiran signifikan di berbagai kalangan, memicu perdebatan yang luas mengenai masa depan ekonomi Amerika Serikat. Berbagai pihak memberikan tanggapan yang beragam, mulai dari dukungan hingga kecaman.
Kritik Elon Musk terhadap Revisi RUU Pajak dan Belanja
Melalui akun X-nya, Elon Musk secara tegas mengecam revisi RUU pajak dan belanja terbaru dari Senat AS. Ia menyebutnya sebagai “sangat gila dan merusak,” serta memprediksi akan menghancurkan jutaan lapangan kerja dan menimbulkan kerugian strategis yang besar bagi Amerika.
Pernyataan ini merupakan kritik langsung terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan Trump, menunjukkan ketidaksetujuan yang mendalam terhadap arah kebijakan yang diambil. Perlu diingat bahwa Musk merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia, sehingga pernyataannya ini memiliki bobot dan dampak yang signifikan.
Dampak Revisi RUU terhadap Industri Kendaraan Listrik
Salah satu poin utama dalam revisi RUU ini adalah penghapusan kredit pajak untuk kendaraan listrik (EV). Kredit pajak sebesar US$ 7.500 untuk penjualan dan sewa kendaraan listrik baru dan US$ 4.000 untuk kendaraan listrik bekas akan dihentikan pada 30 September.
Hal ini menjadi pukulan besar bagi industri EV di Amerika Serikat, khususnya mengingat dorongan sebelumnya dari pemerintahan Biden untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Kebijakan ini menjadi pergeseran signifikan dari arah kebijakan sebelumnya yang mendukung perkembangan kendaraan listrik.
Versi sebelumnya dari RUU tersebut memiliki ketentuan yang berbeda, dengan penghapusan kredit pajak yang lebih bertahap. Perubahan drastis ini menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan industri EV dan berdampak pada target pengurangan emisi karbon.
Perbandingan RUU Senat dan DPR
Terdapat perbedaan signifikan antara versi RUU yang disahkan oleh Senat dan DPR. DPR masih memberikan kelanjutan kredit pajak kendaraan listrik hingga akhir tahun 2025, bahkan hingga 2026 untuk produsen mobil yang belum menjual 200.000 kendaraan listrik.
Perbedaan ini mencerminkan perbedaan pandangan antara kedua lembaga legislatif tersebut mengenai pentingnya mendukung industri kendaraan listrik dan transisi menuju energi terbarukan. Perbedaan ini menunjukkan adanya perdebatan internal dalam partai Republik sendiri.
Dampak Lebih Luas dari Revisi RUU
Revisi RUU ini juga mencakup ketentuan lain yang berpotensi menimbulkan dampak besar. Salah satunya adalah penghapusan denda bagi perusahaan yang gagal memenuhi aturan Ekonomi Bahan Bakar Rata-rata (CAFE).
Hal ini dapat menghambat upaya untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemerintahan terhadap lingkungan dan upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
RUU tersebut juga memberikan pembebasan pajak bunga pinjaman mobil baru yang diproduksi di AS hingga 2028, namun secara bertahap dihapuskan untuk pembayar pajak dengan penghasilan lebih dari US$100.000 per tahun.
Senat Republik juga menolak untuk membatalkan ribuan kendaraan listrik dan peralatan pengisian daya milik Layanan Pos AS, meskipun Layanan Pos AS memperingatkan akan membutuhkan biaya US$1,5 miliar untuk pembubaran EV tersebut.
Presiden Trump menandatangani resolusi yang melarang rencana California untuk mengakhiri penjualan kendaraan berbahan bakar bensin pada tahun 2035. Langkah ini menunjukkan upaya untuk menghambat transisi ke kendaraan listrik di tingkat negara bagian.
Terakhir, berita pemecatan Omead Afshar, wakil presiden Tesla yang bertanggung jawab atas penjualan dan manufaktur di Amerika Utara dan Eropa, menambah kompleksitas situasi. Meskipun alasan pemecatan belum diungkapkan secara resmi, kejadian ini menambah ketidakpastian di tengah kondisi ekonomi yang sudah tidak menentu.
Secara keseluruhan, revisi RUU pajak dan belanja ini menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran besar. Kritik dari Elon Musk menjadi indikator kuat tentang potensi dampak negatif yang luas terhadap perekonomian dan industri di Amerika Serikat. Masa depan kebijakan ini masih belum jelas dan akan terus menjadi fokus perhatian di berbagai kalangan.