Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan udara Israel terhadap sejumlah lokasi di Teheran pada pertengahan Juni 2025. Serangan ini memicu balasan dari Iran, yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran akan dampak konflik terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.
Namun, Pemerintah Iran melalui Duta Besarnya untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyatakan bahwa dampak ekonomi konflik terhadap negaranya sejauh ini masih relatif kecil. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah podcast bersama Suara.com.
Dampak Ekonomi Konflik Iran-Israel: Pandangan dari Iran
Menurut Dubes Boroujerdi, dampak negatif konflik Iran-Israel memang ada, tetapi masih terbatas. Ia menekankan bahwa dampak yang lebih signifikan mungkin baru akan terasa dalam jangka panjang.
Meskipun begitu, ia mengakui bahwa ketidakstabilan di Teluk Persia, akibat serangan dan ancaman dari Israel, berpotensi mengganggu perekonomian negara-negara di sekitarnya, termasuk Indonesia.
Kekhawatiran Indonesia terhadap Dampak Ekonomi Regional
Meskipun berjarak jauh secara geografis, Indonesia tetap merasakan kekhawatiran atas dampak ekonomi konflik Iran-Israel. Banyak pengamat ekonomi di Indonesia menyatakan keprihatinan terhadap ketidakstabilan regional yang berpotensi berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia.
Dubes Boroujerdi mencatat kekhawatiran tersebut. Ia menekankan pentingnya persatuan nasional dan kerja sama antara pemerintah dan rakyat Iran dalam menghadapi situasi ini.
Kronologi Serangan dan Eskalasi Konflik
Serangan udara Israel pada 13 Juni 2025 menargetkan beberapa lokasi di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Iran langsung membalas dengan serangan terhadap fasilitas ekonomi dan industri di Haifa pada 14 Juni.
Israel kemudian kembali menyerang Kementerian Pertahanan dan depot minyak Iran di Teheran. Iran melaporkan puluhan korban jiwa akibat serangan-serangan ini, termasuk anak-anak.
Eskalasi konflik ini juga menyebabkan terhentinya negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi Oman. AS juga dilaporkan turut melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.
Konflik tersebut menciptakan ketidakpastian ekonomi global, yang berdampak pada fluktuasi harga komoditas dan ketidakstabilan pasar keuangan. Peristiwa ini menyoroti betapa terhubungnya perekonomian global dan bagaimana konflik di satu wilayah dapat berdampak luas secara internasional.
Selain itu, dampak psikologis dari konflik juga tak bisa diabaikan. Ketakutan terhadap eskalasi lebih lanjut dapat memengaruhi investasi dan perdagangan internasional, memperburuk ketidakpastian ekonomi global.
Secara keseluruhan, meskipun Iran mengklaim dampak ekonomi jangka pendek masih minimal, potensi dampak jangka panjang konflik Iran-Israel terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia, perlu diwaspadai. Penting bagi negara-negara di dunia untuk terus memantau situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko dampak negatif yang lebih luas.
Peran diplomasi internasional dalam meredakan ketegangan dan mencari solusi damai menjadi sangat krusial untuk mencegah konflik ini berlarut-larut dan menimbulkan kerugian ekonomi dan kemanusiaan yang lebih besar.