Drama menegangkan mewarnai laga play-off degradasi Serie B Italia antara Sampdoria dan Salernitana. Pertandingan yang menentukan nasib Sampdoria dari ancaman degradasi ke Serie C untuk pertama kalinya dalam sejarah klub ini berakhir ricuh dan harus dihentikan.
Meskipun Sampdoria unggul agregat 4-0 (kemungkinan akan menjadi 5-0 setelah sanksi kepada Salernitana), kemenangan ini diwarnai insiden pelemparan flare, petasan, dan kursi oleh pendukung Salernitana ke lapangan. Kejadian ini mengakibatkan penghentian pertandingan pada menit ke-65.
Sampdoria Selamat dari Degradasi di Tengah Kekacauan
Dua gol cepat dari Massimo Coda dan Giuseppe Sibilli di babak pertama dan kedua memastikan keunggulan Sampdoria. Kemenangan ini menyelamatkan mereka dari degradasi yang nyaris terjadi.
Namun, euforia kemenangan ternodai oleh tindakan tidak sportif suporter Salernitana. Kerusuhan di Stadion Arechi membuat pertandingan harus dihentikan oleh wasit.
Sampdoria, yang awalnya berada di zona degradasi di akhir musim reguler, mendapat ‘selamat’ berkat pengurangan poin Brescia akibat pelanggaran administrasi. Ini membawa Sampdoria ke posisi play-off degradasi.
Insiden Kerusuhan dan Penghentian Pertandingan
Leg kedua play-off degradasi yang awalnya dijadwalkan Jumat, sempat tertunda hingga Minggu karena wabah keracunan makanan yang menyerang pemain dan staf Salernitana. Kondisi ini menambah drama menjelang pertandingan.
Gol yang dianulir karena handball untuk Salernitana di menit ke-34 semakin memanaskan suasana. Gol Coda empat menit kemudian dan gol Sibilli di menit ke-49 memicu kemarahan suporter tuan rumah.
Pelemparan benda-benda dari tribun penonton terjadi berulang kali, memaksa wasit Daniele Doveri menghentikan pertandingan. Meskipun sempat dihentikan sementara, kerusuhan berlanjut hingga wasit memutuskan untuk mengakhiri pertandingan.
Akibat insiden ini, Salernitana diperkirakan akan dijatuhi sanksi kekalahan 0-3, menambah keunggulan agregat Sampdoria menjadi 5-0.
Perjuangan Finansial dan Pergantian Pelatih Sampdoria
Sampdoria sendiri menghadapi kesulitan finansial yang serius. Klub ini mencatat kerugian sebesar 40,7 juta euro (Rp769 miliar) pada laporan keuangan 2024.
Setelah degradasi ke Serie B pada 2023, Sampdoria nyaris bangkrut sebelum diselamatkan oleh Presiden Matteo Manfredi dan Andrea Radrizzani (yang kini telah hengkang).
Joseph Tey, pengusaha asal Singapura, saat ini menjadi mayoritas pemegang saham Sampdoria. Untuk menyelamatkan tim, klub menunjuk Alberico Evani dan Attilio Lombardo sebagai pelatih pada April lalu, menjadi pelatih keempat Sampdoria musim ini.
Pergantian pelatih ini dilakukan setelah serangkaian pergantian pelatih sebelumnya, termasuk Andrea Pirlo, Andrea Sottil, dan Leonardo Semplici. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menyelamatkan klub dari degradasi dan masalah finansial yang dihadapinya.
Keberhasilan Sampdoria lolos dari degradasi menjadi bukti kegigihan dan kerja keras tim di tengah berbagai tantangan, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Meskipun kemenangan ini diwarnai insiden yang menyayangkan, keberhasilan Sampdoria tetap menjadi sorotan utama dalam drama play-off degradasi Serie B.