Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan bertanggung jawab membangun tanggul raksasa atau Giant Sea Wall sepanjang 19 kilometer di pesisir utara. Awalnya, proyek ini hanya mencakup 12 kilometer, namun kini bertambah 7 kilometer menyusul permintaan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo meminta Pemprov DKI untuk ikut serta dalam pembangunan proyek Giant Sea Wall yang membentang 500 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur. Proyek ambisius ini bertujuan untuk melindungi jutaan penduduk pesisir utara Jawa dari ancaman banjir rob.
Penambahan Panjang Giant Sea Wall di Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membenarkan informasi tersebut. Beliau menyatakan bahwa Jakarta kini bertanggung jawab atas pembangunan sepanjang 19 kilometer.
Pramono Anung menyampaikan hal ini kepada wartawan pada Minggu, 16 Juli 2025. Penambahan panjang pembangunan tersebut merupakan bagian dari kerjasama antar provinsi dalam proyek nasional ini.
Permintaan Presiden Prabowo dan Dukungan Jakarta
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya meminta Pemprov DKI untuk berkontribusi dalam pembangunan Giant Sea Wall. Permintaan tersebut disampaikan saat penutupan konferensi infrastruktur ICI 2025.
Proyek Giant Sea Wall diperkirakan membutuhkan dana sebesar USD 80 miliar. Untuk wilayah Teluk Jakarta saja, diperkirakan membutuhkan dana USD 8 hingga 10 miliar.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya partisipasi Pemprov DKI mengingat besarnya APBD yang dimiliki. Beliau menyatakan bahwa pemerintah pusat juga akan turut serta dalam pendanaan.
Pramono Anung menyatakan kesiapan Pemprov DKI untuk mendukung proyek ini. Pembangunan tahap awal akan dikerjakan oleh Pemprov DKI dan Banten, kemudian dilanjutkan oleh provinsi lainnya.
Pramono Anung juga menjelaskan bahwa Pemprov DKI akan mempersiapkan pendanaan yang dibutuhkan. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Jakarta dalam mengatasi masalah banjir rob.
Kerjasama Internasional dan Pendanaan
Presiden Prabowo Subianto telah bertemu dengan Gubernur Pramono Anung dan memastikan dukungan Pemprov DKI. Pemerintah pusat dan daerah akan bekerja sama dalam proyek ini.
Presiden Prabowo memproyeksikan kontribusi APBD DKI mencapai setidaknya USD 8 miliar. Dana tersebut dapat dialokasikan sebesar USD 1 miliar per tahun.
Selain pendanaan dari pemerintah, Presiden Prabowo juga membuka peluang kerjasama dengan perusahaan asing. Negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan Timur Tengah diundang untuk berinvestasi.
Meskipun terbuka untuk kerjasama internasional, pemerintah tetap akan mengandalkan kekuatan anggaran sendiri. Hal ini untuk memastikan proyek Giant Sea Wall tetap berjalan sesuai rencana.
Proyek ini diprioritaskan untuk Jakarta dan kota-kota lain yang rawan banjir rob, seperti Semarang, Pekalongan, dan Brebes. Presiden Prabowo menekankan pentingnya pembangunan ini untuk menyelamatkan kehidupan rakyat.
Pembangunan Giant Sea Wall merupakan proyek strategis nasional yang krusial dalam melindungi wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman banjir rob. Kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, serta keterlibatan potensi investasi asing, diharapkan dapat memastikan keberhasilan proyek ini dan memberikan perlindungan jangka panjang bagi masyarakat.