Arab Saudi mengecam keras serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Gaza City, yang menewaskan tiga orang dan melukai sembilan lainnya. Serangan ini terjadi pada Kamis, 17 Juli 2025, dan menyasar satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mendesak komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas tindakan ini dan mengakhiri serangan berkelanjutan terhadap warga sipil dan tempat ibadah di Palestina.
Arab Saudi Kutuk Serangan Israel terhadap Gereja Katolik di Gaza
Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam keras serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Zeitoun, Gaza City. Serangan tersebut dinilai sebagai pelanggaran serius dan kejahatan kemanusiaan.
Riyadh menekankan penolakan terhadap semua aksi kekerasan Israel dan menyerukan tindakan tegas dari Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pelanggaran tersebut.
Serangan ini menimbulkan keprihatinan internasional yang luas. Banyak pihak mengecam aksi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil dan tempat-tempat suci.
Korban Tewas dan Luka-Luka Akibat Serangan
Serangan terhadap Gereja Keluarga Kudus mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan sembilan lainnya cedera, termasuk seorang pastor paroki yang mengalami luka ringan.
Patriakat Latin Yerusalem melaporkan adanya satu korban luka dalam kondisi kritis. Insiden ini menimbulkan duka mendalam bagi umat Kristiani di Gaza dan seluruh dunia.
Kejadian ini menambah daftar panjang serangan Israel yang menargetkan warga sipil dan tempat-tempat ibadah di Jalur Gaza.
Tanggapan Israel dan Konflik Berkelanjutan
Militer Israel telah meminta maaf atas insiden tersebut dan menyatakan sedang meninjau situasi. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menyampaikan penyesalannya.
Netanyahu menyebut serangan itu sebagai “tembakan nyasar” dari tank militer Israel. Penjelasan ini dipertanyakan banyak pihak mengingat sejarah konflik di wilayah tersebut.
Serangan ini terjadi di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Palestina. Sejak Oktober 2023, wilayah Gaza telah mengalami kekerasan yang menyebabkan banyak pengungsian warga.
Gereja Keluarga Kudus, yang menjadi sasaran serangan, selama ini menjadi tempat berlindung bagi banyak warga sipil Palestina, baik Kristen maupun Muslim, yang mengungsi akibat konflik. Hancurnya gereja ini menambah penderitaan warga Gaza.
Selain Gereja Keluarga Kudus, sejumlah tempat ibadah lain di Jalur Gaza juga telah menjadi target serangan Israel sebelumnya, termasuk Gereja Baptis Gaza dan Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius.
Insiden ini sekali lagi menyoroti pentingnya perdamaian dan perlindungan warga sipil dalam konflik Israel-Palestina. Arab Saudi dan komunitas internasional harus terus berupaya untuk mengakhiri kekerasan dan menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi kedua pihak.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan tempat-tempat ibadah dan warga sipil dalam konflik bersenjata. Dunia internasional harus lebih aktif dalam upaya mendesak perdamaian dan menghentikan kekerasan yang terjadi di Gaza.