Usia hanyalah angka belaka. Pepatah ini terbukti benar di dunia sepak bola, di mana sejumlah pemain membuktikan ketajaman dan performa puncaknya justru tercapai setelah melewati usia 30 tahun. Mereka menjadi bukti nyata bahwa pengalaman dan kedewasaan mampu mengimbangi penurunan kondisi fisik yang wajar seiring bertambahnya usia.
Salah satu contohnya adalah Karim Benzema, penyerang andalan Real Madrid yang berusia 34 tahun. Ketajamannya di depan gawang masih sangat memukau, terutama di Liga Champions musim ini.
Karim Benzema: Mesin Gol di Usia 34 Tahun
Benzema menunjukkan performa luar biasa dalam beberapa laga Liga Champions. Ia mencetak hattrick saat Real Madrid mengalahkan PSG di babak 16 besar.
Kemudian, ia kembali mencetak tiga gol saat menghadapi Chelsea di Stamford Bridge. Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, pun tak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap Benzema.
“Benzema sungguh fantastis,” pujinya.
Legenda Sepak Bola yang Bersinar di Usia 30-an ke Atas
Selain Benzema, masih banyak pemain lain yang mencapai puncak karier setelah melewati usia 30 tahun. Berikut beberapa contohnya, dirangkum dari FourFourTwo:
Luka Modric (2015): Playmaker Jenius dari Kroasia
Luka Modric telah menunjukkan kelasnya sejak di Tottenham Hotspur. Prestasinya semakin gemilang setelah bergabung dengan Real Madrid.
Ia memenangkan berbagai trofi bergengsi, termasuk Liga Champions dan La Liga. Modric juga menjadi kunci kesuksesan Kroasia hingga final Piala Dunia 2018, dan berhasil meraih Ballon d’Or di usia 33 tahun.
Stanley Matthews (1945): Legenda Sepak Bola Inggris
Stanley Matthews merupakan salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah Inggris. Ia memenangkan Ballon d’Or 11 tahun setelah berusia 30 tahun.
Bahkan, di usia 42 tahun, Matthews masih menunjukkan performa gemilang di final Piala FA 1953. Kariernya yang panjang, selama 34 tahun, 23 tahun di antaranya dilalui setelah usia 30 tahun, menjadi bukti kehebatannya.
Fabio Quagliarella (2013): Top Skorer Serie A di Usia 30-an
Fabio Quagliarella kembali bersinar di usia 33 tahun saat bergabung dengan Sampdoria pada 2016. Ia mencetak lebih dari 90 gol untuk klub tersebut.
Di usia 35 tahun, ia memenangkan Sepatu Emas Serie A tahun 2019 dengan torehan 26 gol. Prestasi ini membuktikan ketajamannya yang tetap terjaga di usia yang relatif matang.
Antonio Di Natale (2007): Mesin Gol Udinese
Antonio Di Natale mencetak 102 gol sebelum usia 30 tahun, dan angka tersebut meningkat drastis menjadi 181 gol setelahnya. Ia memenangkan penghargaan Capocannoniere dua kali setelah usia 33 tahun.
Di usia 33 tahun, Di Natale juga menyabet penghargaan Italian Football of the Year 2010, sebuah bukti bahwa usia tak menghalangi prestasinya di lapangan hijau.
Fabio Cannavaro (2003): Bek Tangguh Peraih Ballon d’Or
Fabio Cannavaro memenangkan Piala Dunia 2006 bersama Timnas Italia di usia 33 tahun. Penghargaan Ballon d’Or dan Pemain Terbaik Dunia FIFA pun diraihnya di tahun yang sama.
Cannavaro kemudian melanjutkan kariernya di Real Madrid, mencatatkan lebih dari 100 penampilan dan meraih dua gelar La Liga.
Brad Friedel (2001): Kiper Andalan Liga Inggris
Brad Friedel memecahkan rekor penampilan terbanyak berturut-turut dalam sejarah Liga Inggris. Ia bermain 310 pertandingan secara beruntun, dimulai saat ia berusia 33 tahun.
Prestasi ini menunjukkan ketahanan fisik dan mental yang luar biasa, sekaligus membantah anggapan bahwa usia menjadi penghalang bagi penjaga gawang untuk tampil prima.
Jamie Vardy (2017): Sensasi Leicester City
Jamie Vardy mencapai puncak kariernya sebelum usia 30 tahun, saat Leicester City meraih gelar juara Liga Inggris musim 2015/16. Ia juga meraih Sepatu Emas dan penghargaan FWA POTY.
Namun, ketajamannya tetap terjaga di usia 30-an. Ia telah mencetak 94 gol Liga Inggris setelah usia 30 tahun, membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk mencetak gol.
Teddy Sheringham (1996): Legenda Manchester United
Teddy Sheringham bergabung dengan Manchester United di usia 31 tahun dan menjadi bagian penting tim peraih treble winners 1999.
Ia mendapatkan penghargaan PFA dan FWA POTY pada usia 33 tahun, dan terus bermain hingga usia 42 tahun. Prestasinya di usia matang ini membuktikan kelasnya sebagai seorang striker.
Gary McAllister (1994): Gelandang Veteran Liverpool
Gary McAllister bergabung dengan Liverpool di usia 35 tahun. Ia menjadi pemain kunci dan meraih treble piala pada tahun 2000.
Meskipun telah sukses di usia muda, McAllister menunjukkan performa luar biasa setelah usia 30 tahun, membuktikan bahwa pengalaman dan kedewasaan dapat menjadi aset berharga bagi pemain sepak bola.
Dari kisah para pemain di atas, dapat disimpulkan bahwa usia bukanlah faktor penentu utama dalam kesuksesan karier sepak bola. Kombinasi keahlian, dedikasi, dan manajemen diri yang baik mampu mempertahankan, bahkan meningkatkan, performa hingga usia yang relatif lebih tua. Ketekunan dan pengalaman mereka menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan puncak performa di usia yang lebih matang.