Tegangnya situasi geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat tajam. Parlemen Iran, dalam sebuah langkah yang mengejutkan, menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz menyusul serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran. Keputusan ini berpotensi memicu krisis global yang signifikan mengingat pentingnya jalur pelayaran tersebut bagi perdagangan minyak dunia.
Ancaman penutupan Selat Hormuz ini datang setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan militer AS ke tiga fasilitas nuklir Iran. Serangan ini merupakan eskalasi terbaru dalam ketegangan yang sudah berlangsung antara Iran dan AS, yang diperparah oleh konflik antara Iran dan Israel.
Ancaman Penutupan Selat Hormuz: Respon Iran atas Serangan AS
Anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, mengumumkan persetujuan parlemen terhadap penutupan Selat Hormuz. Namun, beliau menekankan bahwa keputusan akhir akan berada di tangan Dewan Keamanan Tertinggi Nasional Iran.
Selat Hormuz, jalur sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab, merupakan jalur pelayaran vital bagi sekitar 20% pasokan minyak dunia. Penutupan jalur ini akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian global.
Serangan AS terhadap fasilitas nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan menjadi pemicu utama dari ancaman ini. Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional yang telah berlangsung beberapa minggu.
Eskalasi Konflik Iran-Israel dan Peran AS
Ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat sejak serangan militer Israel, yang didukung AS, pada 13 Juni lalu. Serangan ini, menurut otoritas Israel, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan signifikan di Iran. Iran membalas dengan serangan rudal.
Angka korban jiwa yang dilaporkan berbeda antara kedua belah pihak. Israel melaporkan puluhan korban jiwa, sementara Iran melaporkan ratusan korban tewas dan ribuan luka-luka akibat serangan Israel.
Peran AS dalam konflik ini menjadi sorotan. Dukungan AS terhadap Israel dan serangan AS ke fasilitas nuklir Iran semakin memperkeruh situasi dan meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih luas.
Potensi Dampak Global Penutupan Selat Hormuz
Penutupan Selat Hormuz akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian global, khususnya pada harga minyak dunia. Gangguan pasokan minyak akan menyebabkan lonjakan harga yang tajam dan berdampak pada inflasi global.
Selain itu, penutupan Selat Hormuz akan berdampak pada perdagangan internasional secara luas, karena jalur tersebut merupakan jalur pelayaran penting bagi berbagai komoditas selain minyak. Gangguan rantai pasokan global dapat terjadi.
Berbagai negara telah menyatakan keprihatinan atas potensi penutupan Selat Hormuz. Yunani, misalnya, telah memperingatkan dampak ekonomi global yang akan ditimbulkan oleh penutupan tersebut.
Komunitas internasional mendesak semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi dan menyerukan dialog untuk menyelesaikan konflik secara damai. Resolusi konflik secara diplomatis merupakan satu-satunya jalan untuk menghindari konsekuensi yang lebih buruk bagi semua pihak.
Situasi ini membutuhkan kewaspadaan dan respon yang cermat dari komunitas internasional. Langkah-langkah diplomasi intensif perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya skenario terburuk yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan global.
Ancaman penutupan Selat Hormuz menyoroti betapa rapuhnya perdamaian di Timur Tengah dan betapa pentingnya diplomasi dan kerja sama internasional untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat berdampak buruk pada dunia.